Kamis 04 Jun 2020 18:48 WIB

BRI Syariah Luncurkan Kartu Santri Cashless

Kartu santri dapat digunakan para santri untuk bertransaksi di koperasi atau kios

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Santri sedang belajar membaca Alquran.
Foto: Antara
Santri sedang belajar membaca Alquran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BRI Syariah mendorong pondok pesantren untuk bertransaksi secara syariah dari hulu ke hilir. Sebagai salah satu cara mengembangkan literasi keuangan syariah di Indonesia, BRI Syariah mengajak santri bertransaksi secara cashless menggunakan Kartu Santri atau Pelajar Digital.

Kartu Santri/Pelajar Digital merupakan kartu yang dapat digunakan oleh para santri atau pelajar untuk bertransaksi secara digital. Kartu Santri/Pelajar Digital memuat QR code yang dapat digunakan santri/pelajar bertransaksi di koperasi ataupun kios, agar transaksi praktis, terkontrol dan aman.

Baca Juga

Direktur Bisnis Ritel BRIsyariah, Fidri Arnaldy menyampaikan Kartu Santri/Pelajar Digital akan digunakan untuk para santri pondok pesantren yang bekerja sama dengan BRIsyariah. Transaksi secara cashless lebih praktis, efisien dan terkontrol bagi siswa.

"Untuk itu kami menargetkan penerbitan satu juta Kartu Santri/Pelajar Digital sampai dengan tahun 2024," kata Fidri dalam acara Peresmian Kios warNU Digital dan Kartu Santri/Pelajar Digital yang dilakukan melalui virtual meeting, Kamis (4/6).

Fidri menambahkan kerja sama dengan pesantren tidak berhenti di alat transaksi, tapi juga melingkupi aktivitas keuangan di lingkungan ponpes dari hulu ke hilir. Menurutnya, BRI Syariah sudah menyiapkan sistem layanan keuangan syariah yang dapat dimanfaatkan pondok pesantren.

Dalam Peresmian Kios warNU Digital dan Kartu Santri/Pelajar Digital, BRIsyariah juga menyerahkan bantuan sosial untuk para santri berupa hand sanitizer, masker dan sabun cuci tangan sebagai bentuk kepedulian BRIsyariah dalam pencegahan penyebaran Covid-19.

Peresmian Kios warNU Digital dan Kartu Santri/Pelajar Digital ini dengan dihadiri Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siradj, Deputi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Iskandar Simorangkir, Direktur Bisnis Ritel BRIsyariah Fidri Arnaldy dan anggota DPR RI Dedi Mulyadi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement