Jumat 05 Jun 2020 04:30 WIB

Kala Abu Bakar Menolak Makanan dari Sumber tak Jelas

Abu Bakar sangat berhati-hati menerima makanan yang dikonsumsi.

Abu Bakar sangat berhati-hati menerima makanan yang dikonsumsi. Ilustrasi makam lokasi makam Abu Bakar RA.
Foto: Karta Raharja Ucu/Republika.co.id
Abu Bakar sangat berhati-hati menerima makanan yang dikonsumsi. Ilustrasi makam lokasi makam Abu Bakar RA.

REPUBLIKA.CO.ID, Sikap kehati-hatian sangat dijadikan landasan para sahabat dalam mengarungi kehidupan mereka sehari-hari. 

Zaid bin Arqom menuturkan, Khalifah Abu Bakar Shiddiq mempunyai seorang pembantu. Suatu malam ia datang kepada Abu Bakar membawa beberapa potong makanan, dan beliau pun memakannya.

Baca Juga

Pembantunya itu berkata, ''Setiap malam biasanya Anda bertanya kepadaku tentang asal makanan yang kubawa. Mengapa malam ini Anda tak menanyakannya?''

Abu Bakar menjawab, ''Aku sudah lapar sekali, dari mana kau bawa makanan ini?''

Pembantunya menjelaskan, ''Dulu, waktu (zaman) jahiliyah, aku pernah datang ke sebuah kaum. Waktu itu aku beri mereka jampi-jampi. Kemudian hari ini, ketika aku kembali melewati mereka, ternyata mereka memberiku makanan itu.'' Abu Bakar tersentak dan berkata, ''Engkau hampir saja mencelakakanku.''

Sang khalifah lalu memasukkan tangannya ke kerongkongannya, dan berupaya memuntahkan kembali makanan yang ditelannya. Tapi, makanan itu tak keluar. Pembantunya mengatakan, ''Makanan itu tak mungkin keluar kecuali dengan air.''

Abu Bakar lalu meminta air dan meminumnya. Lalu ia berupaya untuk muntah. Ketika makanan itu keluar, ia segera membuangnya. Pembantunya berkata, ''Semoga Allah SWT merahmatimu, hanya karena sepotong makanan ini?''

''Kalau makanan ini tak juga keluar kecuali sampai aku meninggal karenanya, niscaya aku lakukan juga. Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Setiap jasad yang tumbuh dari suatu keburukan, maka neraka lebih layak baginya'. Aku takut kalau tubuhku tumbuh dari potongan ini,'' ucap Abu Bakar.

Itulah sebagian dokumentasi akhlak dan perilaku mulia yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Akhlak mulia yang melahirkan sebuah sikap tegas terhadap sesuatu yang bukan menjadi hak atau miliknya, sehingga muncul sikap untuk tidak mengambil atau menggunakan, bahkan berupaya untuk mengeluarkannya dari tubuh mereka. Semua itu lahir dari sikap hati-hati mereka, termasuk terhadap yang syubhat

 

 

sumber : Harian Republika
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement