Jumat 05 Jun 2020 10:18 WIB

Satelit Seukuran Tas Kerja Temukan Planet Ekstrasurya

Satelit kecil bernama Asteria berhasil menemukan planet eksasurya.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Eksoplanet. ilustrasi
Foto: reuters
Eksoplanet. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dulu, para astronom hanya bisa bermimpi memiliki kekuatan teknologi untuk mengintip ke dalam kosmos dan menemukan planet baru. Hari ini, penemuan planet ekstrasurya datang dengan kecepatan tinggi.

Dan sekarang sebuah perangkat keras yang sangat kecil bernama ASTERIA berhasil menemukan dunia yang jauh ketika planet itu mengorbit Bumi. Dilansir di BGR, Jumat (5/6) disebutkan bahwa ASTERIA bersifat mikroskopis dalam hal satelit.

Baca Juga

Menurut Jet Propulsion Laboratory NASA, satelit itu hanya seukuran tas kerja. Namun itu tidak menghalangi kemampuannya untuk membuat penemuan baru. Planet yang dilihatnya adalah dunia yang sangat panas yang dikenal sebagai 55 Cancri e.

55 Cancri e dianggap sebagai "Bumi Super" karena berbatu seperti planet asal kita tetapi jauh lebih besar.  Diperkirakan lebih dari delapan kali lebih besar.

Planet ini memiliki hubungan yang sangat dekat dengan bintangnya, dan satu tahun penuh selama 55 Cancri e berlalu dalam waktu kurang dari satu hari Bumi.

Planet ini pertama kali terdeteksi pada tahun 2004. ASTERIA bukan yang pertama kali menemukannya, tetapi fakta bahwa ia berhasil melakukannya tetap mengesankan.

Seperti upaya perburuan planet ekstrasurya lainnya, satelit mengamati penurunan tajam dalam kecerahan bintang induknya untuk mendeteksi sebuah planet yang melintas di antara bintang dan Bumi. Fakta bahwa temuan itu diperoleh menggunakan teknologi kecil yang hanya seukuran tas adalah pencapaian yang serius.

"Mendeteksi planet ekstrasurya ini menarik, karena menunjukkan bagaimana teknologi-teknologi baru ini bergabung dalam aplikasi nyata," kata Vanessa Bailey dari Jet Propulsion Laboratory NASA.

"Fakta bahwa ASTERIA bertahan lebih dari 20 bulan melampaui misi utamanya, memberi kami waktu tambahan yang berharga untuk melakukan sains, menyoroti teknik hebat yang dilakukan di JPL dan MIT." jelasnya.

ASTERIA adalah kolaborasi dengan MIT di Cambridge. Sara Seager dari MIT adalah penyelidik utama dalam proyek ini. Brice Demory dari University of Bern juga berkontribusi pada studi baru ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement