Jumat 05 Jun 2020 12:45 WIB

Bagaimana Hukum Menunda Qadha Puasa Ramadhan?

Hukum menunda qadha puasa Ramadhan bisa dilihat dari alasannya.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Ani Nursalikah
Bagaimana Hukum Menunda Qadha Puasa Ramadhan?
Foto: Republika/Yasin Habibi
Bagaimana Hukum Menunda Qadha Puasa Ramadhan?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berakhirnya Ramadhan beberapa pekan lalu, kerap dimanfaatkan sebagian besar umat Muslim untuk berpuasa Syawal atau sekedar mengganti (qadha) utang puasa Ramadhan. Namun, masih banyak pertanyaan seputar hukum mengqadha puasa Ramadhan.

Lalu bagaimana hukumnya jika utang puasa Ramadhan sebelumnya belum diqadha? Apakah boleh diganti dengan membayar fidyah saja?

Baca Juga

Muhammad Ajib dalam ceramah virtualnya bertajuk 'Bagaimana Hukumnya Orang Yang Mengakhirkan Qadha Puasa Ramadhan?' melalui situs Rumah Fiqih menjelaskan, hukum mengqadha puasa Ramadhan dapat dikaji dari alasan seseorang menunda mengqadha puasanya.

Dia menjelaskan, jika seseorang menunda mengqadha puasanya karena uzur, seperti sakit atau melakukan perjalanan yang sangat jauh sehingga tidak memungkinkan melakukan puasa, maka orang tersebut hanya perlu mengqadha utang puasanya di Ramadhan sebelumnya dan diakumulasikan dengan utang puasanya di Ramadhan saat ini, jika ada.  

Dia menjelaskan, menurut Imam Nawawi dalam Al-Majmu, jika ada orang yang menunda wadha puasa ramadhan karena ada uzur (sakit atau perjalanan yang lama) maka tidak apa-apa. Namun, yang bersangkutan tetap harus mengqadha puasanya hingga bertemu Ramadhan selanjutnya.

"Misalnya ada utang puasa 10 hari, lalu belum mengganti puasanya karena sakit, maka hutang puasanya dapat dilakukan setelah Ramadhan berikutnya berakhir," katanya.

Namun akan berbeda jika seseorang dengan sengaja menunda mengqadha puasanya. Maka, seseorang tersebut selain tetap harus mengqadha puasa, tapi juga dibebankan untuk membayar fidyah (tebusan). Fidyah diartikan sebagai denda yang wajib dilakukan karena meninggalkan kewajiban atau melakukan suatu larangan.

"Jika seseorang menunda mengqadha puasa karena sengaja, maka dia berdosa, dan dia harus tetap membayar hutang puasa dan membayar fidyah senilai satu mud. Jadi tolak ukurnya itu tergantung alasan penundaannya, apakah karena ada uzur atau memang karena malas," ujarnya.

 

photo
Serba-serbi Puasa Syawal - (Republika.co.id)
 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement