Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Tingkat pengangguran di Amerika Serikat (AS) yang semakin tinggi nampaknya tak berimbas apa-apa kepada para miliarder dunia.
Tercatat sejak 18 Maret, miliarder AS makin kaya USD 565 miliar (Rp7.974 triliun) hal itu berdasarkan laporan yang diterbitkan Kamis oleh Institute for Policy Studies.
Baca Juga: Perkenalkan Arun Bharat Ram, Miliarder Baru Dunia yang Berharta Rp15 Triliun!
Dilansir dari CNN di Jakarta, Jum'at (5/6/2020) total kekayaan para miliarder sekarang mencapai USD 3,5 triliun, naik 19% dari titik terendah di dekat awal pandemi. Seperti Bos Amazon, Jeff Bezos yang meningkat USD 36,2 miliar sejak 18 Maret.
Sejak hari itu, hampir 43 juta orang Amerika telah mengajukan tunjangan pengangguran. Mereka adalah para pekerja berpenghasilan rendah, terutama dalam pekerjaan sektor perjalanan dan sektor jasa yang sangat terpukul oleh krisis kesehatan.
Terlepas dari gejolak di jalan-jalan kota-kota AS dan rekor 43 juta orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran, Nasdaq malah berada pada titik puncak rekor tertinggi. Hal itu merupakan sebuah prestasi menakjubkan yang menggarisbawahi seberapa cepat Wall Street telah pulih.
Perusahaan teknologi besar tidak hanya bertahan selama pandemi bahkan banyak dari mereka yang berkembang pesat. Seperti krisis yang telah membuat Amazon menjadi perusahaan yang lebih penting daripada sebelumnya. Saham Amazon juga melonjak 47% dari posisi terendah pertengahan Maret.
Facebook juga cepat pulih ke rekor tertinggi. Kekayaan bersih Mark Zuckerberg, pendiri dan CEO perusahaan, telah naik USD 30,1 miliar sejak 18 Maret.
Tak hanya itu, kekayaan bersih bos Tesla Elon Musk, pendiri Google Sergey Brin dan Larry Page dan mantan CEO Microsoft Steve Ballmer kekayaannya juga ikut naik USD 13 miliar atau lebih sejak 18 Maret di tengah tingkat pengangguran yang tinggi. Bahkan diperkirakan akan naik hingga hampir 20%, lebih tinggi dari yang pernah terjadi sejak Depresi Hebat.