Jumat 05 Jun 2020 13:36 WIB

Pertamina: Aramco Resmi Mundur dari Proyek Kilang Cilacap

Aramco meminta Pertamina melanjutkan sendiri proyek kilang Cilacap.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Logo perusahaan minyak Saudi Aramco. Saudi Aramco secara resmi mundur dari proyek kilang Cilacap yang rencananya akan digarap  bersama PT Pertamina (Persero)
Foto: ngoilgasmena.com
Logo perusahaan minyak Saudi Aramco. Saudi Aramco secara resmi mundur dari proyek kilang Cilacap yang rencananya akan digarap bersama PT Pertamina (Persero)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) memastikan bahwa perusahaan tak lagi menggandeng Aramco untuk pembangunan kilang Cilacap. Keputusan ini diambil pasca pihak Aramco melayangkan surat untuk mundur dari proyek tersebut.

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Ignatius Tallulembang mengatakan Saudi Aramco menyatakan mundur dari proyek tersebut setelah kesepakatan untuk mengkaji kerja sama berakhir pada April lalu.

Baca Juga

Ia bilang Saudi Aramco melalui CEO-nya mengirimkan surat pada Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menginformasikan agar Pertamina melanjutkan proyek tersebut tanpa perusahaan minyak asal Arab Saudi tersebut, mengingat Saudi Aramco masih fokus dengan hal-hal lain.

"Mereka minta Pertamina melanjutkan, artinya Aramco nggak bisa bergabung di Cilacap. Jadi untuk Kilang Cilacap nggak lagi berencana dikerjakan dengan Saudi Aramco," kata Ignatius dalam virtual conference, Jumat (5/6).

Ignatius menjelaskan Pertamina pun tetap melanjutkan proyek pengembangan Kilang Cilacap sekaligus mencoba mencari mitra baru untuk menggarap proyek tersebut. "Pertamina sedang proses mencari partner baru, lahan sudah deal sambil mencari peluang yang ada," tutut Ignatius.

Selain itu, pascamundurnya Saudi Aramco, ada rencana untuk percepatan membangun bio refinary atau kilang hijau di Kilang Cilacap. Ia bilang kemungkinan untuk bio refinary bisa dibangun lebih cepat dan bisa beroperasi pada 2022 untuk skala kecil.

Melalui proyek pengembangan Kilang Cilacap kapasitas kilang yang semula sebesar 348 ribu barel akan meningkat menjadi 370 ribu barel per hari (bph). Selain itu juga akan terjadi juga peningkatan produksi bensin (gasoline) dari 59 ribu bph menjadi 138 ribu bph. Serta produksi diesel dari 82 ribu bph menjadi 137 ribu bph.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement