Jumat 05 Jun 2020 13:49 WIB

Pelajar Muslim Milwaukee Amerika Protes Pembunuhan Floyd

Ratusan pelajar Muslim Milwaukee Amerika Serikat protes pembunuhan Floyd.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nashih Nashrullah
Ratusan pelajar Muslim Milwaukee Amerika Serikat protes pembunuhan Floyd. Ilustrasi iringan pemakaman Floyd korban rasisme oknum polisi Amerika serikat
Foto: EPA-EFE/CRISTOBAL HERRERA
Ratusan pelajar Muslim Milwaukee Amerika Serikat protes pembunuhan Floyd. Ilustrasi iringan pemakaman Floyd korban rasisme oknum polisi Amerika serikat

REPUBLIKA.CO.ID, MILWAUKEE— Bagi Dana Sharqawi and Sumaya Abdi, aksi unjuk rasa bukanlah hal asing. Keduanya pernah merancang protes setelah penembakan massal di Selandia Baru. Kali ini, keduanya mengatur aksi pembunuhan George Floyd akibat ulah kekerasan polisi.

Keduanya beserta massa berunjuk rasa di Islamic Society of Milwaukee, Amerika Serikat. Keduanya mengungkap aksi tersebut berasal dari keinginan hati yang menolak kekerasan.

Baca Juga

"Agama kami (Islam) mengajarkan jika satu bagian tubuh sakit, maka seluruh tubuh juga merasa sakit. Jika saudara kami warga kulit hitam sakit maka kami merasakannya," kata Abdi sebagai pelajar di UW-Madison seperti dilansir dari JS Online pada Jumat, (5/6).

Aksi tersebut setidaknya diikuti oleh 300 orang terdiri dari orang muda dan tua. Tak sedikit dari peserta aksi mengaku baru pertama kali ikut unjuk rasa.

"Saya cuma ingin menyampaikan betapa bangganya saya akan kehadiran kalian semua. Berarti anda semua punya kesadaran dan tahu apa yang terjadi di sistem negara ini," ujar Abdi yang masih berusia 19 tahun.

Sebelum berunjuk rasa, massa mengadakan aksi diam seribu bahasa selama 8 menit 46 detik. Jumlah waktu itulah yang dilakukan polisi Minneapolis Derek Chauvin ketika menekan leher Floyd menggunakan kakinya.

"Kami disini menyerukan suara orang-orang yang tak bisa bersuara. Agama kami mengajarkan semua manusia setara di hadapan Tuhan, jadi kami disini untuk membuktikannya," ucap Sharqawi. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement