REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Erick Thohir dan Anindy Bakrie — dua tokoh muda yang ikut memiliki klub sepak bola Oxford United bersama pengusaha Thailand, Sumrith Thanakarnjanasuth, mengapresiasi kebijakan klubnya yang ikut aktif memerangi rasisme.
Keduanya secara Tegas memasang flayer slogan Oxford menentang rasis di Instagram dengan tulisan,"Its not enough to agree in silence. We stand United the fight against racism and all forms of discrimination. We are Oxford United". (Jangan hanya diam. Kita harus bersatu melawan rasisme dan semua ketidak-adilan. Kita adalah Oxford United.)
Seperti diketahui, aksi memerangi rasis saat ini menjadi gerakan dunia, yang berawal dari Amerika Serikat menyusul tewasnya, George Floyd seorang warga kulit hitam, akibat dianiayai polisi kulit putih. Dan disepakbola sendiri masalah rasis ini memang masih ada.
Oxford United, yang bermain di Liga 1 Inggris, di musim kompetisi 2019-2020 saat ini prestasinya meningkat, berada di urutan ketiga klasemen sementara hingga pekan ke-35. Musim lalu klub yang bermarkas di Stadion Kassam itu menempati urutan 12.
“Kita melakukan perbaikan serta menerapkan investasi dengan baik dan tepat, terutama dalam memilih dan mengontrak pemain. Sehingga hasilnya cukup baik, “ kata Anindya, dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Jumat (5/6).
Kini pemilik, pengurus dan pemain The Yellows, menantikan keputusan English Football Leaque (EFL), tentang kapan kompetisi akan diteruskan, setelah terhenti sejak Maret lalu akibat pademi covid 19.
“Bisa juga keputusannya tidak diteruskan, dan Oxford melangkah promosi ke Liga Championship. Atau kompetisi tetap diputar, dan promosi melalui babak play off, bertanding dengan klub nomor empat, lima dan enam,” kata Anin, yang berharap Oxford tahun ini bisa promosi ke kasta Championship Leaque.
Di Inggris baru kasta primier League yang sudah memutuskan akan berkompetisi mulai 17 Juni. Sedangkan kasta kompetisi lainnya, belum ada keputusan.