Jumat 05 Jun 2020 16:02 WIB

Kembali Sholat Jumat, JK: Ini Sejarah

Sholat Jumat digelar di sejumlah masjid Jakarta.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Muhammad Hafil
Kembali Sholat Jumat, JK: Ini Sejarah  . Foto: Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) dan sejumlah tokoh melaksanakan ibadah shalat Jumat perdana pada masa transisi PSBB DKI Jakarta di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta Selatan, Jumat (5/6).
Foto: Tim Media JK
Kembali Sholat Jumat, JK: Ini Sejarah . Foto: Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) dan sejumlah tokoh melaksanakan ibadah shalat Jumat perdana pada masa transisi PSBB DKI Jakarta di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta Selatan, Jumat (5/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) mengatakan, kembalinya ibadah sholat Jumat di berbagai wilayah pasca penangguhan, merupakan sejarah bagi sebagian besar orang. Bahkan, ia menyebut, hal tersebut sangat menggembirakan.

“Walaupun pekan-pekan sebelumnya kita lakukan shalat dzuhur sebagai pengganti, tapi shalat Jumat memiliki kekhususannya tersendiri,” ujar dia ketika ditemui Republika di Masjid Agung Al-Azhar, Jumat (5/6).

Baca Juga

Dia menambahkan, meski telah diberikan izin kembali terkait pelaksanaan ibadah Jumat, perlu ada aturan atau protokol yang diikuti. Menjaga jarak, kata dia, menjadi hal yang terpenting.

“Seperti Jumatan, mall dan sekolah ke depan akan dibuka dan kembali normal. Syaratnya cuman tiga, jaga jarak, pakai masker dan cuci tangan,” ucapnya.

Menyinggung new normal, JK menyebut tak ada yang luar biasa dari upaya tersebut. Sebaliknya, semua dia anggap biasa karena memang telah biasa.

“Kita biasa wudhu dan cuci tangan, jadi biasa saja, kecuali jaga jarak. Jadi normal baru itu intinya disiplin,” tambah dia.

Ketika ditanya pelaksanaan Jumat di Masjid Al-Azhar JK menyatakan telah sesuai prosedur. Dia menegaskan, ke depan, pelaksanaan ibadah Jumat di masjid Al-Azhar juga akan ditiru oleh masjid-masjid lainnya.

“Terimakasih pada pengurus masjid dan Jamaah Al-Azhar yang telah melakukan ibadah sesuai protokol,” ujar mantan Wakil Presiden RI itu.

Sambung dia, meski pembatasan Al-Azhar dilakukan hanya berjarak satu meter, hal tersebut dinilai telah cukup. Terlebih, ketika setiap orang menggunakan masker dan tetap melakukan protokol lainnya.

“Tidak perlu dua meter, karena sudah pakai masker. Jadi kalau bersin jarak tidak melebar jauh,” ungkap dia.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement