REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Masjid Jogokariyan turut menggelar ibadah sholat Jumat seperti biasanya dengan penerapan protokol kesehatan ketat. Salah satunya memisahkan jamaah domestik atau warga sekitar dengan jamaah yang datang dari luar.
Ketua Dewan Syuro Takmir Masjid Jogokariyan, Ustadz Muhammad Jazir ASP, mengatakan Masjid Jogokariyan memang belum pernah berhenti mengadakan Sholat Jumat. Setiap pekan, semuanya memang sudah berjalan seperti biasa.
"Dari awal Covid-19 kita pakai jarak, ada pemeriksaan suhu, ada pembagian ruang domestik dan pengunjung, ada ruang sanitasi," kata Jazir kepada Republika.co.id, Jumat (5/6).
Ia menerangkan, pengecekan suhu dilakukan di pinggir jalan dan di dua pintu yang ada. Kepada jamaah dari luar diberikan kartu pengunjung, dicek suhunya, masuk ruang sanitasi, mencuci tangan dan masuk ke ruang atas masjid.
Sedangkan, jamaah yang merupakan warga sekitar ketika datang langsung dicek suhunya, masuk ruang sanitasi dan diarahkan di ruang bawah masjid. Setiap pekan, sekitar 1.000 orang mengikuti sholat Jumat di Masjid Jogokariyan.
Jazir membenarkan, setiap pekan jamaah yang datang mengikuti sholat Jumat memang membludak dan saf biasanya sampai ke depan Rumah Dakwah di Jl Jogokariyan. Kondisi sedikit berbeda jika terjadi hujan sebelum Zuhur. "Memang selama ini membludak, makanya kita beri fasilitas wastafel portabel kita tempatkan di Jl Jogokariyah 68 dari arah timur dan barat, kira-kira 100 meter dari masjid, jadi orang sebelum ke masjid sudah harus melalui itu," ujar Jazir.
Setiap pekan selama pandemi Covid-19 berlangsung, khutbah saat Sholat Jumat di Masjid Jogokariyan biasanya tidak terlalu panjang. Serta, biasanya cukup digelar satu gelombang karena jamaah luber di sepanjang Jalan Jogokariyan.