Jumat 05 Jun 2020 16:43 WIB

19 Provinsi Catatkan Kurang dari 10 Kasus Baru Covid-19

Semakin banyak provinsi yang mencatatkan penurunan kasus positif Covid-19.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Agus raharjo
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.
Foto: @BNPB_Indonesia
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 19 provinsi di Indonesia mencatatkan penambahan kasus baru Covid-19 kurang dari 10 orang dalam satu hari terakhir. Rinciannya, ada enam provinsi yang jumlah penambahan kasusnya nol pasien, yakni Aceh, Bengkulu, Riau, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Gorontalo.

Kemudian, ada empat provinsi dengan penambahan kasus positif Covid-19 hanya 1 orang, yakni DI Yogyakarta, Kalimantan Timur, Lampung, dan Maluku Utara. Ada pula tiga provinsi dengan dua kasus baru dalam satu hari ini, yakni Jambi, Kalimantan Utara, dan Papua Barat.

Sisanya, enam provinsi dengan penambahan kasus antara 3 sampai 10 orang. Keenam provinsi tersebut adalah Bangka Belitung dengan 9 kasus baru, Kalimantan Barat dengan 3 kasus baru, Kepulauan Riau dengan 4 kasus baru, Sulawesi Utara dengan 9 kasus baru, Sulawesi Tenggara dengan 5 kasus baru, dan Sulawesi Tengah dengan 7 kasus baru.

"Ini sesuatu yang menggembirakan karena gambarkan kondisi masyarakatnya yang sudah bisa terapkan kriteria aman dari covid," tutur Yurianto, Jumat (5/6).

Pemerintah juga mencatat adanya penambahan kasus sembuh sebanyak 551 orang dalam satu hari terakhir sehingga total pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh sebanyak 9.443 orang. Jumlah pasien yang meninggal dunia juga bertambah 49 orang, sehingga totalnya 1.770 pasien yang meninggal dengan status positif Covid-19.

Yurianto melihat bahwa semakin banyak provinsi yang mencatatkan penurunan kasus menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan semakin tinggi. Kendati begitu, dia mewanti-wanti agar pemerintah daerah terus menggaungkan kampanye pelaksanaan protokol kesehatan kepada masyarakat.

"Kita melihat aktivitas masyarakat yang saat ini terlihat namun kasusnya tidak meningkat, artinya sudah mematuhi jaga jarak.

Memang dalam kondisi tertentu tidak mungkin melakukan jaga jarak, namun mereka melindungi dengan masker, dan mencuci tangan setelah berdesakan," jelas Yurianto.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement