REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pengawas hak asasi manusia pemerintah Inggris akan gelar penyelidikan ketimpangan rasial selama pandemi virus corona. Inggris menjadi negara dengan jumlah kasus infeksi virus corona terbesar kelima di dunia.
Komisi Hak Asasi Manusia dan Kesetaraan Inggris mengatakan penyelidikan itu adalah kesempatan 'satu kali dalam satu generasi' untuk mengatasi ketimpangan di negara, serta membuat Inggris menjadi negara yang lebih adil.
"Ini langkah yang penting untuk memastikan ketimpangan mengakar yang dihadapi etnik minoritas benar-benar diatasi saat kami membangun kembali," kata ketua Komis David Isaac, Jumat (5/6).
Langkah itu diikuti laporan komisi pemerintah tersebut pada awal pekan ini. Komisi menemukan angka kematian terkait virus corona warga dari etnik minoritas jauh lebih tinggi dibandingkan warga kulit putih. Laporan itu dikritik karena tidak memberikan rekomendasi apapun setelah tidak memperhitungkan faktor lain seperti pekerjaan, penyakit penyerta, dan tingkat kebersihan rumah.
Walaupun pemerintah Inggris berjanji mendukung penelitian lebih lanjut, komisi mengatakan akan menggunakan kekuatan hukum mereka untuk menggelar penyelidikan.