REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) berupaya tetap memaksimalkan pelayanan kesehatan kepada para mustahik meskipun dalam kondisi pandemi Covid-19. Rumah Sehat Baznas Parigi Moutong menyelenggarakan program stunting atau pencegahan gizi buruk, dengan mengadakan posyandu bayi balita di 3 Desa yakni Desa Tandaigi, Desa Toraranga dan Desa Silanga, Kecamatan Siniu, Kabupaten Parigi Moutong, pada Kamis (4/6).
Dengan menerapkan protokol ketat pencegahan Covid-19, program stunting Baznas ini dilakukan dengan cara mengunjungi langsung bayi balita ke rumah mustahik. Kegiatan Posyandu ini menyasar bayi balita yang bermasalah gizi, baik stunting, gizi kurang, gizi buruk dan gangguan gizi lainnya.
Kepala Rumah Sehat Baznas, Dr. Reza Ramdhoni menyampaikan pencegahan stunting untuk bayi balita di Parigi Moutong ini juga tak kalah penting karena stunting dapat menghambat pertumbuhan anak.
“Karena dalam kondisi pandemi, Baznas menerapkan protokol Covid-19 dengan maksimal. Tim lapangan melakukan kunjungan ke masing-masing rumah untuk mencegah kerumunan. Kegiatan yang dilakukan adalah pengukuran status gizi, penyuluhan gizi kepada orang tua dan anggota keluarga, serta pemberian makanan tambahan berupa susu, buah, telur, minuman kelapa dan biskuit dari olahan kelapa,” jelas Reza, Jumat (5/6).
Reza menambahkan total bayi balita yang mendapatkan pelayanan dari Rumah Sehat Baznas di tiga desa mencapai 46 bayi balita. Jumlah ini akan terus bertambah, mengingat tim terus berkeliling untuk melakukan pemeriksaan ke keluarga mustahik yang bayi balitanya mengalami stunting.
“Semoga dengan adanya program stunting, bayi balita di Parigi Moutong terus mengalami perbaikan gizi setelah mendapatkan pelayanan intens dari Rumah Sehat Baznas,” ujarnya.
Terpisah, Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas, Irfan Syauqi Beik mengatakan kegiatan aksi pengentasan stunting yang diinisiasi oleh Baznas ini merupakan komitmen untuk membantu pemerintah dalam pengentasan gizi buruk demi mencetak generasi penerus bangsa yang unggul.
“Stunting bukan hanya masalah pemerintah saja, namun seluruh masyarakat harus turun tangan ikut berperan aktif bergerak untuk pencegahan hingga pengentasan. Baznas siap menjadi inisiator untuk mengajak berbagai pihak bergerak bersama memutus mata rantai stunting di Indonesia dengan berbagai program berbasis nutrisi,” ucapnya.
“Baznas berkomitmen pandemi Covid-19 bukan menjadi penghalang untuk tim lapangan berjuang dan melayani masyarakat yang membutuhkan bantuan. Baznas tetap mengupayakan protokol kesehatan sedetail mungkin, demi keamanan bersama dalam memberikan pelayanan kepada para mustahik,” pungkas Irfan.