Sabtu 06 Jun 2020 00:05 WIB

Jumlah Kematian Akibat Covid-19 di Paris Makin Rendah

Paris mencatat 46 kematian akibat Covid-19 pada Kamis (4/6)

Rep: Puti Almas/ Red: Christiyaningsih
 Orang-orang berdansa mengikuti irama musik di Trocadero Human Rights Plaza dekat Menara Eiffel di Paris, Prancis, 02 Juni 2020. Prancis telah memulai pencabutan pembatasan COVID-19 secara bertahap dalam upaya memulai kembali ekonominya dan membantu orang kembali ke harian mereka rutinitas
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED BADRA
Orang-orang berdansa mengikuti irama musik di Trocadero Human Rights Plaza dekat Menara Eiffel di Paris, Prancis, 02 Juni 2020. Prancis telah memulai pencabutan pembatasan COVID-19 secara bertahap dalam upaya memulai kembali ekonominya dan membantu orang kembali ke harian mereka rutinitas

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis melaporkan jumlah pasien yang meninggal akibat infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) yang lebih rendah. Negara itu mencatat sebanyak 46 kematian terbaru pada Kamis (4/6), menurun 39 dibandingkan satu hari sebelumnya.

Jumlah kematian di Prancis terbagi atas di rumah sakit sebanyak 18.715 dan di panti jompo dengan 10.350. Sementara, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat inap adalah 13.101, menurun hingga 413 dibandingkan Rabu (3/6).

Baca Juga

Kemudian, pasien Covid-19 yang dirawat di unit intensif (ICU) adalah sebanyak 1.163, turun hingga 47 dibandingkan Rabu (3/6). Pejabat Prancis juga mengumumkan pada Kamis (4/6) bahwa parade Hari Bastille yang setiap tahun diadakan di area sekitar Champs Elysees pada 14 Juli akan dibatalkan. Parade itu digantikan dengan perayaan yang lebih kecil di Place de la Concorde.

Akan ada peserta dan penonton yang terbatas dalam acara tersebut, sesuai dengan aturan jarak sosial ditetapkan. Meski virus corona jenis baru menyebar dengan cepat, banyak orang mengalami gejala ringan dan sembuh.

Di Prancis, sejak awal wabah Covid-19 dikonfirmasi di negara itu sebanyak 69.976 orang dinyatakan pulih dari penyakit ini. Virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, China pada Desember 2019. Sejak saat itu, virus terus menyebar secara global.

Berdasarkan data Worldometers hingga Jumat (5/6) terdapat 6.714.314 kasus COVID-19 dan 393.408 kematian di seluruh dunia. Sementara, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh adalah 3.261.271 orang.

 

https://www.aa.com.tr/en/europe/france-reports-46-new-fatalities-from-pandemic/1865792

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement