Sabtu 06 Jun 2020 01:55 WIB

Pantai di Hong Kong Dipenuhi Masker Bekas

Covid-19 telah membuat pemakaian masker meningkat.

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Esthi Maharani
Hong Kong
Foto: AVRE EPA-EFE/JEROME
Hong Kong

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG — Pandemi Covid-19 telah memaksa masyarakat Hong Kong untuk terus menggunakan masker. Salah satu akibatnya, masker bekas memenuhi sejumlah pantai di Hong Kong.

Para ahli konservasi mengatakan masker-masker itu telah menumpuk dan menambah limbah plastik yang cukup banyak di perairan sekitar Hong Kong.

"Masker plastik sekali pakai, menjadi satu beban tambahan yang kita akan tinggalkan untuk generasi mendatang di pantai," kata Gary Stokes, salah satu pendiri OceansAsia dilansir dari AFP, Jumat (5/7).

Sebelum pandemi Covid-19, LSM lingkungan yang berbasis di Hong Kong meluncurkan penelitian selama setahun yang mengamati puing-puing sampah laut dan mikroplastik. Puing-puing sampah ditemukan di salah satu pulau, yang terpencil dan tidak berpenghuni.

Paling banyak ditemukan adalah botol, kemasan polystyrene, korek api, alat makan sekali pakai dan sedotan. Adapun saat ini, masker-masker juga ikut mengambang di pantai dan garis pantai.

"Sejak masyarakat mulai mengenakan masker, penyebab dan dampaknya sekarang terlihat di pantai," kata Stokes.

Tercatat sekitar 7,5 juta penduduk Hong Kong menghasilkan enam juta ton limbah setiap tahun, hanya sekitar 30 persennya yang didaur ulang. Kemunculan penyakit Covid-19 yang mematikan telah membuat pemakaian masker meningkat. Sekarang semakin banyak perusahaan menawarkan masker yang dapat digunakan kembali.

Pemerintah juga telah meluncurkan inisiatif untuk mengirimkan masker yang bisa dicuci kepada semua warga. Tapi masker sekali pakai tetap menjadi pilihan paling populer.

"Yang akan saya tunggu adalah ketika kita akan mendapatkan lumba-lumba mati atau lumba-lumba terhanyut dengan masker di dalam perut mereka," kata Stokes.

Ia melanjutkan, puing-puing plastik tersebut kemungkinan akan dikira makanan oleh makhluk laut, termasuk lumba-lumba.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement