Jumat 05 Jun 2020 20:20 WIB

Transfusi Plasma Konvalesen Dinilai Efektif untuk Covid-19

Terapi plasma konvalesen tampak aman untuk penderita Covid-19.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Terapi plasma darah dari penyintas Covid-19 disebut bisa membantu perawatan pasien Covid-19. Sejumlah negara telah mempraktikkan terapi plasma darah termasuk Indonesia.
Foto: EPA-EFE/Bienvenido Velasco
Terapi plasma darah dari penyintas Covid-19 disebut bisa membantu perawatan pasien Covid-19. Sejumlah negara telah mempraktikkan terapi plasma darah termasuk Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu studi dilakukan di rumah sakit Texas, Amerika Serikat belum lama ini menunjukkan transfusi plasma konvalesen membantu perbaikan klinis pada 76 persen pasien infeksi virus corona. Studi itu melibatkan 25 pasien Covid-19 parah di rumah sakit Methodist Houston dari akhir Maret hingga April.

Dokter melakukan transfusi plasma untuk upaya pemulihan terhadap pasien dari donor penyintas Covid-19. Plasma dari pasien Covid-19 yang pulih ditransfusikan ke pasien Covid-19 yang sakit kritis. Antibodi dari penyintas diharapkan akan membantu pasien melawan atau menetralisir penyakit.

Baca Juga

Dilansir Fox News pada Jumat (5/6), penulis penelitian mengatakan, metode pengobatan telah digunakan mengobati infeksi mikroba selama lebih dari 100 tahun. Dokter lain mulai menyarakan optimisme untuk transfusi plasma pada pasien Covid-19 dalam pandemi ketika beberapa kasus membaik.

Studi Houston diterbitkan pada 26 Mei di The American Journal of Pathology. Hasil penelitian berfokus pada keamanan dan potensi manfaat transfusi plasma konvalesen pada pasien Covid-19 parah. Beberapa penelitian lain menyarankan sumbangan plasma adalah strategi pengobatan yang efektif untuk Covid-19. Peneliti Houston menawarkan lebih banyak data tentang pengamatan klinis awal.

“Data menunjukkan pemberian plasma konvalesen merupakan pilihan pengobatan aman bagi mereka yang menderita penyakit Covid-19 parah,” tulis para penulis penelitian.

Sepekan setelah transfusi, 36 persen pasien menunjukkan perbaikan klinis. Tujuh hari kemudian, total 76 persen atau 19 pasien dipulangkan dari rumah sakit karena membaik.

Penulis penelitian menggambarkan terapi yang merupakan satu transfusi dari 300 mL plasma dapat ditoleransi dengan baik. Peneliti memastikan tidak ada efek samping terkait transfusi yang diamati.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement