Jumat 05 Jun 2020 20:27 WIB

Pertamina-CPC Taiwan Kembangkan Kompleks Petrokimia Balongan

Pengembangan kompleks industri petrokimia tersebut senilai Rp 112 triliun

Gedung PT Pertamina. Pertamina dan CPC Taiwan sepakat menindaklanjuti kerjasama pengembangan Kompleks Industri Petrokimia Terintegrasi di Balongan, Jawa Barat dengan investasi mencapai 8 Miliar dolar AS atau Rp 112 triliun.
Foto: pertamina
Gedung PT Pertamina. Pertamina dan CPC Taiwan sepakat menindaklanjuti kerjasama pengembangan Kompleks Industri Petrokimia Terintegrasi di Balongan, Jawa Barat dengan investasi mencapai 8 Miliar dolar AS atau Rp 112 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina dan CPC Taiwan sepakat menindaklanjuti kerjasama pengembangan Kompleks Industri Petrokimia Terintegrasi di Balongan, Jawa Barat dengan investasi mencapai 8 Miliar dolar AS atau Rp 112 triliun.  

Tindak lanjut kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan Head of Agreement (HOA) oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan President & CEO CPC Corporation Taiwan yang secara simbolis diwakili Mr. Ming-Huei Chen Vice President CPC Corporation,  di Jakarta dan Taipei, Jumat siang (5/6). Ikut menyaksikan penandatanganan ini, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Wakil  Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin serta Komisaris Pertamina Condro Kirono. 

Sebelumnya, pembicaraan terkait proyek ini telah diinisiasi Pertamina dan CPC Taiwan sejak akhir 2018 dan diikuti penandatanganan Framework Agreement serta studi kelayakan bersama sejak medio 2019.

BKPM menaruh perhatian khusus atas proyek Balongan dan bersyukur di tengah pandemi Covid-19 bisa dilakukan penandatangan HoA. Kepala BKPM Bahlil Lahadalia memastikan akan mengawal investasi ini.

“Kerja sama ini terbentuk atas proses negosiasi yang panjang dan mendalam. Oleh karena itu, kami mengapresiasi upaya Pertamina dan CPC. Proyek ini adalah prioritas pemerintah. Kami akan support habis. Konfirmasi tax holiday telah kami berikan kemarin. Saya hanya titip kalau proyek ini sudah berjalan, agar dapat melibatkan pengusaha di daerah dan juga UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah),” ujar Bahlil dalam sambutannya.

Di tempat yang sama, Nicke Widyawati menegaskan, sebagai perusahaan migas nasional, Pertamina berkomitmen untuk mewujudkan industri petrokimia yang kuat di Indonesia. Sehingga bisa memenuhi kebutuhan domestik  dan membantu mengurangi impor produk petrokimia.  

“Proyek ini merupakan tonggak penting untuk memperkuat portofolio bisnis petrokimia sehingga dalam 10 tahun kedepan Pertamina dapat menjadi pemain utama bisnis petrokimia di kawasan Asia Pasifik,” ujar Nicke.  Diharapkan, dengan pengalaman dan keahlian CPC di bidang petrokimia, dapat  membantu Pertamina untuk mempercepat pengembangan bisnis petrokimia yang terintegrasi dengan megaproyek RDMP dan GRR. 

Nicke menyampaikan apresiasi kepada CPC atas kerjasama yang telah terjalin dan optimis akan terus berlanjut sebagai mitra strategis Joint Venture dalam proyek pengembangan Kompleks Petrokimia Balongan. Terima kasih juga disampaikan Nicke kepada Pemerintah atas dukungan yang diberikan, termasuk dalam memberikan insentif investasi dan fasilitas yang akan membantu penyelesaian proyek sesuai dengan target sehingga bisa mendukung pengembangan ekonomi nasional.

“Ke depan, Pertamina bersama Pemerintah dan CPC Taiwan akan terus memperkuat kerja sama untuk menyelesaikan proyek yang ditargetkan beroperasi pada tahun 2026 ini, ” pungkas Nicke.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement