Jumat 05 Jun 2020 21:02 WIB

Majalengka Dinilai Aman dari Penyebaran Lokal Covid-19

Hasil tes 4 orang kontak erat sopir positif Covid-19 asal Majalengka semua negatif.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nur Aini
Polisi di Majalengka tengah mengikuti simulasi dan pelatihan pemulasaraan jenazah pasien COVID-19.
Foto: Dok Humas Polres Majalengka
Polisi di Majalengka tengah mengikuti simulasi dan pelatihan pemulasaraan jenazah pasien COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA – Hasil pemeriksaan swab terhadap empat orang yang memiliki kontak erat dengan sopir bus asal Kabupaten Majalengka yang terkonfirmasi positif Covid-19, dinyatakan negatif. Dengan hasil itu, Kabupaten Majalengka dinilai masih aman dari penyebaran Covid-19 klaster lokal.

Kepastian itu diketahui setelah Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Majalengka menerima hasil tes PCR empat orang tersebut dari Laboratorium Covid-19 Fakultas Kedokteran Universitas Gunung Djati (Unswagati) Cirebon, Kamis (4/6) malam.

Baca Juga

‘’Alhamdulillah hasilnya negatif. Ini menandakan Majalengka masih aman dari penyebaran klaster lokal,’’ ujar Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penangganan Covid-19 Kabupaten Majalengka, Alimudin, Jumat (5/6).  

Meski demikian, Alimudin mengakui, hasil pemeriksaan swab kondektur bus yang menjadi rekan kerja sopir yang positif Covid-19 itu hingga kini belum keluar. Dia berharap, hasil swab kondektur tersebut juga negatif.

Sebelumnya, Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Majalengka melakukan pemeriksaan PCR terhadap empat orang yang memiliki kontak erat dengan sopir bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang terkonfirmasi positif Covid-19. Pemeriksaan berlangsung di Desa Sadomas, Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka, Selasa (2/6).

Lebih lanjut Alimudin menyebutkan, hingga Jumat (5/6), jumlah total warga Kabupaten Majalengka yang terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai tujuh orang. Dari jumlah itu, tiga orang masih dalam perawatan, tiga orang sembuh dan satu orang meninggal.

Sedangkan, total jumlah pasien dalam pengawasan (PDP), mencapai 60 orang. Dari jumlah itu, enam orang masih dalam pengawasa, 44 orang sembuh dan sepuluh orang meninggal.

Sementara orang dalam pemantauan (ODP), jumlah seluruhnya ada 548 orang. Dari jumlah tersebut, 15 orang dalam pemantauan dan 533 orang selesai pemantauan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement