REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie mengatakan, pelaksanaan ibadah Jumat di beberapa wilayah pasca penangguhan tidak hanya menyimbolkan umat Muslim. Tetapi, juga menjadi simbolik spiritualitas seluruh Agama yang diakui di Indonesia.
“Karena ke depan, semua agama juga akan mengikuti hal serupa, Jadi tidak hanya menyibolkan Islam” ujar dia dalam khutbahnya di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta, Jumat (5/6).
Mengutip Surah Al-hajj ayat 40 dan Al Baqarah ayat 251, Jimly mengingatkan kehacuran seluruh rumah ibadah. Menurut dia, hal tersebut perlu dicegah, agar simbolik spiritualitas tidak hancur.
“Jikalau tidak ada keseimbangan di suatu negeri, maka rumah ibadah akan hancur,” ungkap dia.
Dia melanjutkan, pembukaan masjid dan rumah ibadah lainnya jauh lebih baik dari pada pembukaan pasar. Terlebih, keseimbangan new normal ia nilai berawal dari masjid.
Seakan setup dengan pidato Presiden AS Donald Trump, ia mengingatkan bahwa new normal yang akan dihadapi harus dibuka melalui dari gereja-gereja, termasuk rumah ibadah lainnya. Terlepas dari semua hal atau motif, termasuk nilai politik dalam ungkapan itu.
“Kita harus lebih baik dari Donald Trump. Kita sukseskan new normal melalui masjid, kemudian pasar, baik pasar ekonomi atau lainnya,” ungkap dia.
Terkait jumlah pasien Covid-19 di Indonesia Jimly mengingatkan, jumlah infeksi yang mencapai 28.818 dengan 1.721 kematian pada Kamis, tak bisa dianggap remeh. Sebaliknya, tingkat kematian dengan jumlah 0,01 per mil dinilai harus mengintensifkan pola pencegahan dan penyembuhan.