REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto (BW) menyebut eks Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi sebagai dark prince of injustice di lembaga peradilan tersebut. BW berharap Nurhadi bisa dijadikan pintu masuk dalam membongkar kasus-kasus lain di lembaga peradilan.
"Dalam sejumlah diskusi, Nurhadi disebut sebagai dark prince of unjustice jadi dalam pasar gelap ketidakadilan, dia (Nurhadi) yang mengatur semuanya, mengelola seluruh transaksi. Dari titik ini artinya kita bisa membongkar kasus lebih dahsyat lagi dibanding kasus saat ini Rp46 miliar, kasus ini bisa di-profile lebih besar lagi," kata Bambang Widjodjanto dalam diskusi di laman Facebook Indonesia Corruption Watch (ICW) di Jakarta, Jumat (5/6).
Nurhadi ditangkap bersama menantunya Rezky Herbiyono di sebuah rumah di Jalan Simprug Golf 17 No 1, Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (1/6). Nurhadi dan Rezky masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) sejak 14 Februari 2020. Bambang mengatakan bahwa pimpinan MA yang baru juga dapat menjadikan hal ini sebagai momentum bersih-bersih karena Nurhadi pasti punya jaringan cukup kuat. Apalagi, korupsi tidak mungkin dilakukan sendiri karena Nurhadi punya messenger (pengantar pesan) yang sebagian ada di sistem MA.
"Tidak mungkin di luar, Sekjen MA adalah pintu masuk ke berbagai kekuasaan di negara ini," ujarnya.
Menurut Bambang, jabatan sebagai Sekjen MA potensial untuk berkomunikasi dengan hampir seluruh pencari keadilan di Indonesia. Sekjen MA diduga punya kepentingan siapa yang lolos sebagai calon hakim agung. Nurhadi tidak bisa dipandang hanya pada kasus Rp46 miliar.
"Kalau ternyata ada kasusnya yang lebih kompleks, saya mengkhawatirkan keselamatan dari Nurhadi karena banyak orang tidak bisa lagi tidur, keringat dingin bila Nurhadi bernyanyi," ungkap Bambang.
Sebagai dark prince of unjustice, Bambang menilai Nurhadi dapat membongkar mafia peradilan lebih luas lagi. "Dia pangeran yang mengatur putusan, memang magnitude kepangeranannya luar biasa karena Nurhadi ada di jantungnya, semua orang datang kepada dia, kasus apa pun harganya mahal dan banyak pihak membantu dia mengelola kasus tersebut," ujarnya.