Sabtu 06 Jun 2020 04:55 WIB

Muslim Kulit Hitam di Balik Gerakan Anti-Rasisme di Amerika

Muslim Afrika-Amerika memiliki peran penting dalam anti-rasisme di AS.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
 Para pengunjuk rasa berbaris di Jembatan Brooklyn setelah rapat umum di Cadman Plaza Park, Kamis, 4 Juni 2020, di New York. Protes berlanjut setelah kematian George Floyd, yang meninggal setelah ditahan oleh petugas kepolisian Minneapolis pada 25 Mei
Foto: AP/John Minchillo
Para pengunjuk rasa berbaris di Jembatan Brooklyn setelah rapat umum di Cadman Plaza Park, Kamis, 4 Juni 2020, di New York. Protes berlanjut setelah kematian George Floyd, yang meninggal setelah ditahan oleh petugas kepolisian Minneapolis pada 25 Mei

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kematian seorang pria Afrika-Amerika bernama George Floyd di tangan seorang polisi kulit putih di Minneapolis telah mendorong munculnya aksi unjuk rasa dan kerusuhan di Amerika Serikat (AS). 

Kematian Floyd setelah ia mati lemas karena ditekan lehernya oleh polisi tersebut kian mengingatkan pada rasisme yang masih terjadi di AS. 

Baca Juga

Dalam sejarah Amerika, perjuangan atas ketidakadilan rasial telah memunculkan gerakan hak-hak sipil. Gerakan hak sipil itu dipelopori terutama oleh warga kulit hitam di Amerika. Kasus Floyd ini sendiri kembali menyoroti para aktivis hak-hak orang kulit hitam. 

Dari aktivis hak-hak sipil tersebut, Muslim kulit hitam di Amerika turut memainkan peran. Dari mulai Malcolm X hingga Keith Ellison, mereka telah memainkan peran penting dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat luas.  

Sejarah mencatat peran dari Muslim kulit hitam Amerika yang berada di garis depan dalam perang melawan ketidakadilan yang dialami warga negara non-kulit putih. Selama bertahun-tahun, banyak Muslim kulit hitam terkemuka yang muncul dalam gerakan hak-hak sipil.

Mereka di antaranya adalah Malcolm X dan Muhammad Ali. Beberapa dari para aktivis itu memiliki sejarah kontroversial terkait apakah mereka memang telah memeluk Islam. Namun, kehidupan mereka telah terbukti menjadi sumber inspirasi bagi umat Islam.

Dalam situasi saat ini, Muslim kulit hitam memang memiliki tugas yang sangat sulit. Namun, mereka tetap berperan untuk memperjuangkan kesetaraan dan hak masyarakat. Berikut beberapa nama dari Muslim kulit hitam yang memiliki peran penting dalam gerakan hak sipil di Amerika, dilansir di TRT World, Jumat (5/6):

 

1. Imam Mahdi Bray

Direktur Nasional Aliansi Muslim Amerika dan aktivis hak-hak sipil seumur hidup, Imam Mahdi Bray, mengatakan bahwa mereka memiliki sejarah panjang yang berurusan dengan kekerasan oleh kelompok-kelompok ekstremis seperti Ku Klux Klan. 

"Ketika banyak orang berpikir tentang terorisme, mereka memikirkan 9/11. Tetapi bagi saya terorisme terjadi pada hari itu pada tahun 1956 ketika rumah kakek saya dibom oleh Klan," kata Bray.

Keluarga Bray tinggal di Virginia utara di mana kakeknya, Wright Grey Junior, berkampanye untuk mendaftarkan pemilih kulit hitam dan bekerja sama dengan aktivis dan ikon terkenal, Dr Martin Luther King Jr Bertahun-tahun telah berlalu sejak itu, Amerika menyaksikan diri memiliki presiden kulit hitam, serta para senator, pengacara dan juga walikota yang merupakan warga kulit hitam.

 

photo
Imam Mahdi Bray, Direktur Nasional Aliansi Muslim Amerika - (pbs.org)

Kendati begitu, Bray mengatakan bahwa diskriminasi terhadap orang kulit berwarna tidak berubah. Ia mengatakan, apa yang terjadi di AS adalah sesuatu yang telah terjadi selama bertahun-tahun. 

"Kami menderita rasisme dan kekerasan sistemik. Apa yang terjadi pada George Floyd telah terjadi pada banyak pria kulit hitam Afrika-Amerika yang pada dasarnya mengalami kematian dan kekerasan mematikan oleh penegak hukum," katanya kepada TRT World dalam sebuah wawancara.

Bray merupakan seorang mantan Kristen Baptis, yang kemudian masuk Islam pada pertengahan 1960-an. Ia mengatakan, bahwa dirinya memang seorang mualaf.  Saat itu adalah masa ketika orang kulit hitam Amerika mulai tertarik dengan transisi politik yang terjadi di Timur Tengah dan Afrika di negara-negara seperti Aljazair. Aljazair memperoleh kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Prancis pada 1962. 

"Secara budaya, pemuda kulit hitam seperti saya sedang mengalami apa yang kami sebut gerakan identitas Hitam dan jadi kami melihat ke arah Afrika dan kami melihat Islam adalah agama yang datang dari sana," ujarnya.

Pan-Afrikaisme kemudian berhembus, dan pemberontakan melawan Apartheid di Afrika Selatan menjadi seruan bagi orang Afrika-Amerika. Menurutnya, perjuangan untuk martabat di tempat-tempat seperti Afrika Selatan sangat terkait dengan pengalaman Afrika-Amerika yang mengalami sistem apartheid mereka sendiri.

 

2. Keith Ellison

Ellison (56) merupakan jaksa penuntut umum terkemuka di Minnesota, negara bagian di mana Floyd meninggal. Sebagai jaksa agung, dia akan memimpin penyelidikan terhadap petugas polisi tersebut. Ia juga berjanji untuk meminta pertanggungjawaban semua pihak yang terlibat.

Sebagai seorang pengacara kriminal (pembela pidana), Ellison masuk Islam saat ia menjadi mahasiswa pada usia 19 tahun. Kala itu, ia aktif terlibat dalam menyoroti kebrutalan polisi terhadap orang kulit hitam. Ellison memiliki pengalaman langsung tentang kebrutalan polisi. Hal itulah yang mendorongnya untuk mengambil peran aktif dalam gerakan hak-hak sipil.

photo
US Rep. Keith Ellison, (AP/Amr Nabil)

"Ketika dia berusia 4 tahun, dia bersembunyi di bawah tempat tidurnya ketika pengangkut pasukan Pengawal Nasional melewati lingkungannya pada 1968, di tengah kerusuhan yang terjadi setelah pembunuhan Martin Luther King Jr, dan menjadi dewasa pada era Coleman Young, walikota kulit hitam pertama kota itu," Mother Jones melaporkan.

Pada 1989, Ellison membentuk kelompok yang disebut Koalisi untuk Akuntabilitas Polisi, yang menerbitkan buletin yang merinci kebrutalan polisi. Dia adalah Muslim pertama yang terpilih ke kongres pada 2006, dan mengambil sumpahnya pada Alquran. Hal itu lantas menjadi sebuah langkah yang membuat marah beberapa politisi kulit putih. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement