REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan telah meminta pembantunya untuk melakukan studi komprehensif tentang bagaimana mengubah Hagia Sophia yang terkenal di Istanbul. Erdogan ingin Hagia Sophia yang awalnya menjadi museum diubah menjadi masjid.
Erdogan mencatat bahwa Hagia Sophia dibuka kembali sebagai museum pada tahun 1935 setelah keputusan kabinet. Ia mengatakan bahwa itu harus diserahkan kepada bangsa itu sendiri untuk membalikkan keputusan itu.
Laporan yang diterbitkan oleh harian Hurriyet mengatakan bahwa Erdogan ingin mempertahankan Hagia Sophia sebagai objek wisata seperti Masjid Biru di sebelahnya. Tapi ingin membukanya juga untuk ibadah umat Islam.
Seorang senior Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) secara resmi membantah laporan media itu. Ia mengatakan bahwa Erdogan belum memerintahkan penelitian tersebut.
"Kami sedang membahas kasus pengadilan serupa di hadapan dewan negara yang telah membuka jalan untuk ibadah umat Islam di Gereja Chora," kata pejabat partai itu.
Tahun lalu, dewan negara memutuskan bahwa bangunan Gereja Chora di Istanbul diberkahi sebagai masjid dalam keadaan hukum khusus selama Kekaisaran Ottoman. Itu adalah tanggung jawab negara untuk melestarikan bentuk yang dimaksudkan sebagai masjid.
Hagia Sophia juga merupakan properti dasar di bawah Mehmet II, sang penakluk Istanbul.
Erdogan telah mengambil beberapa langkah untuk mengubah Hagia Sophia menjadi masjid sejak tahun lalu, ketika ia menyatakan niatnya untuk mengubah bentuknya saat ini dalam rapat umum pemilihan.
Pekan lalu, pemerintah Turki merayakan peringatan 567 tahun penaklukan Ottoman di Istanbul dengan melaksanakan ibadah di bangunan bekas masjid itu. "Pembacaan Surah Al Fath di Hagia Sophia telah sangat populer di kalangan pemilih di partai-partai politik," kata Abdulkadir Selvi, seorang kolumnis dengan sumber yang baik dalam pemerintahan.
Hagia Sophia adalah situs warisan dunia UNESCO, awalnya dibangun sebagai gereja Ortodoks Yunani. Itu dikonversi menjadi masjid setelah penaklukan Istanbul oleh Mehmet Sang Penakluk pada tahun 1453, dirayakan pada tanggal 29 Mei setiap tahun.
Pada tahun 1935, Hagia Sophia diubah menjadi museum oleh pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal Ataturk, sebagai bagian dari reformasi sekulernya. Kaum konservatif religius telah lama menyerukan konversi bangunan kembali menjadi masjid. Ini sebuah langkah yang semakin disiratkan Erdogan dalam beberapa tahun terakhir.
Para pejabat Yunani di masa lalu menuduh presiden Turki menggunakan Hagia Sophia sebagai taktik pemilihan untuk memikat pemilih ke partainya. Gereja Ortodoks Yunani menelusuri sejarahnya hingga ke kekaisaran Bizantium dan patriarknya masih berbasis di Istanbul, yang sebelumnya dikenal sebagai Konstantinopel.