Sabtu 06 Jun 2020 15:34 WIB

PLN: Kami tidak Manipulasi Meteran

Membengkaknya tagihan listrik masyarakat murni karena adanya kenaikan penggunaan

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Petugas PLN sedang memasang meteran listrik (ilustrasi). PLN menegaskan tak mencurangi masyarakat terkait membengkaknya tagihan listrik.
Foto: Republika/Rahmat Hadi Sucipto
Petugas PLN sedang memasang meteran listrik (ilustrasi). PLN menegaskan tak mencurangi masyarakat terkait membengkaknya tagihan listrik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memastikan bahwa tagihan listrik yang membengkak yang dirasakan masyarakat murni karena adanya kenaikan penggunaan listrik. PLN menegaskan tak akan mencurangi masyarakat.

Direktur Human Capital Management PT PLN (Persero) Syofvi F. Roekman menjelaskan PLN juga mengakui tagihan yang membengkak di saat ini karena memang adanya carry over tagihan bulan sebelumnya. Ia menjelaskan hal ini sudah diantisipasi.

Baca Juga

"Prinsipnya, kami di PLN tidak pernah melakukan adjustment tarif listrik. Karena itu domainnya Pemerintah yang bukan domainnya PLN. Lalu, kami memastikan kami tidak melakukan manipulasi meteran," ujar Syofvie dalam konferensi pers, Sabtu (6/6).

Syofvie menjelaskan jika memang ada tagihan yang membengkak pada bulan Mei dan Juni mendatang maka memang hal tersebut merupakan carry over dari tagihan sebelumnya.

"Pegeseran pembayaran ini berdampak pada financial kami. Tapi tagihan memang kami geser karena masyarakat membutuhkan hal ini," ujar Syofvie.

Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN, Bob Saril juga tak menampik bahwa akan ada kenaikan tagihan listrik masyarakat. Ia menjelaskan tagihan bahkan bisa mencapai 60 persen dari tagihan sebelumnya.

"Makanya ada carry over. Kalau kita perhatikan ini, Mei akan tinggi sekali. Karena apa, bukan karena kami 'main'. Tapi karena pemakaian besar dan juga ada carry over yang kemarin," ujar Bob pada kesempatan yang sama.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement