REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memastikan bahwa tagihan listrik yang membengkak yang dirasakan masyarakat murni karena adanya kenaikan penggunaan listrik. PLN menegaskan tak akan mencurangi masyarakat.
Direktur Human Capital Management PT PLN (Persero) Syofvi F. Roekman menjelaskan PLN juga mengakui tagihan yang membengkak di saat ini karena memang adanya carry over tagihan bulan sebelumnya. Ia menjelaskan hal ini sudah diantisipasi.
"Prinsipnya, kami di PLN tidak pernah melakukan adjustment tarif listrik. Karena itu domainnya Pemerintah yang bukan domainnya PLN. Lalu, kami memastikan kami tidak melakukan manipulasi meteran," ujar Syofvie dalam konferensi pers, Sabtu (6/6).
Syofvie menjelaskan jika memang ada tagihan yang membengkak pada bulan Mei dan Juni mendatang maka memang hal tersebut merupakan carry over dari tagihan sebelumnya.
"Pegeseran pembayaran ini berdampak pada financial kami. Tapi tagihan memang kami geser karena masyarakat membutuhkan hal ini," ujar Syofvie.
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN, Bob Saril juga tak menampik bahwa akan ada kenaikan tagihan listrik masyarakat. Ia menjelaskan tagihan bahkan bisa mencapai 60 persen dari tagihan sebelumnya.
"Makanya ada carry over. Kalau kita perhatikan ini, Mei akan tinggi sekali. Karena apa, bukan karena kami 'main'. Tapi karena pemakaian besar dan juga ada carry over yang kemarin," ujar Bob pada kesempatan yang sama.