Sabtu 06 Jun 2020 16:35 WIB

PT Buma Cima Nusantara Targetkan Produksi 104 Ribu Ton Gula

Buma Cima Nusantara menargetkan pendapatan Rp 1,1 triliun pada tahun ini.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Nidia Zuraya
Proses produksi gula dalam pabrik (ilustrasi)
Foto: fxcuisine.com
Proses produksi gula dalam pabrik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – PT Buma Cima Nusantara (BCN) yang mengelola Pabrik Gula (PG) Cinta Manus di Desa Lubuk Keliat, Kecamatan Tanjungbatu, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatra Selatan masuk musim giling tebu, Sabtu (6/6). PT BCN menargetkan akan memproduksi 104 ribu ton gula.

PT BCN, anak perusahaan PTPN VII mulai memproduksi gula putih tahun 2020 dengan seremoni sederhana menerapkan protokol kesehatan Covid-19 yang dihadiri langsung Direktur PTPN VII bersama Senior Executive Vice President (SEVP) PTPN VII Dicky Tjahyono, Direktur PT BCN Putu Sukarmen, General Manajer Pabrik Gula (PG) Cintamanis, GM PG Bungamayang Bambang Hartawan.

Baca Juga

Direktur PT BCN Putu Sukarmen menyatakan pada musim giling tahun ini optimistis mencapai target produksi 104 ribu ton gula putih kristal. “Kami akan bekerja keras untuk mencapai target 104 ribu ton gula itu dengan berbagai strategi,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (6/6).

Strategi tersebut, perbaikan di tanaman, pabrik, efisiensi dengan zero residu (tidak menggunakan bahan bakar minyak), dan optimalisasi lainnya. “Kami akan giling selama 140 hari dengan perkiraan pendapatan Rp 1,1 triliun secara keseluruhan,” kata dia.

Setelah PG Cinta Manis, PT BCN segera menyiapkan buka giling 2020 untuk PG Bunga Mayang di Kabupaten Lampung Utara. Rencananya, pabrik dengan kapasitas terpasang 7.500 TCD itu akan dilakukan steam test pada 19 Juni dan akan memulai giling pada 24 Juni 2020.

Direktur PTPN VII Doni P Gandamihardja mengapresiasi pemerintah daerah  setempat, warga sekitar pabrik, dan karyawan PT BCN atas terlaksananya giling tahun 2020. Musim giling tebu tahun ini, menjadi kado direktur yang baru menjabat dua pekan.

Sekretaris Kabupaten OI Herman menyatakan, sejak dibuka pada 1984, PG Cinta Manis terus beroperasi meskipun dengan berbagai hambatan, termasuk kendala eksternal. Namun, keteguhan perusahaan milik negara untuk terus menjalankan usaha di daerah ini adalah bagian penting dari pembangunan daerah.

Menurutnya, PTPN VII dinamisator dan gairah ekonomi warga sekitar terbukti keberadaan perusahaan yang mempekerjakan warga sekitar adalah bentuk nyata PTPN VII bagian tak terpisahkan dari proses pembangunan bangsa.

Direktur PTPN VII Doni meninjau kebun dan kesiapan pabrik. Meskipun kondisi tanaman tebu belum maksimal seperti yang diharapkan, pihaknya sangat optimistis musim giling 2020 ini bisa mencetak laba.

Secara detail dan sampai ke pengecekan kadar sukrosa dalam beberapa sampel tebu yang diambil secara acak, Doni meminta jajaran untuk memaksimalkan hasil berupa gula kristal. Meskipun modal awal adalah batang tebu (on farm), Doni mengaku peranan off farm (dari proses tebang, muat, angkut, dan giling di pabrik) sangat menentukan.

“Kita punya tebu yang cukup baik, tetapi tidak istimewa. Dengan tebu yang cukup baik ini, off farm atau pabrik harus baik juga. Upayakan semaksimal mungkin supaya modal dasar kita yang ada ini out put-nya maksimal, randemen tinggi, dan kualitasnya terjaga baik,” kata dia.

SEVP Operation II Dicky Tjahyono mengatakan, untuk musim giling tahun 2020 ini dua pabrik milik PT BCN jauh lebih siap operasional dibandingkan sebelumnya. Untuk di Unit Cinta Manis, heavy duty hammer shredder atau alat pencacah tebu pada tahun sebelumnya tidak berfungsi maksimal, sekarang sudah diganti.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement