REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump pada pekan ini mengumumkan bahwa dia dapat mengerahkan militer untuk menghentikan protes yang telah terjadi di seluruh 50 negara bagian dalam menanggapi pembunuhan George Floyd. Namun, sejumlah mantan petinggi militer mengecam Trump karena ancamannya tersebut.
Pensiunan Angkatan Laut AS, Laksamana William McRaven, mengatakan tidak ada yang benar secara moral tentang keputusan pemerintahan Trump untuk secara paksa menghentikan para pemrotes damai di Washington DC.
Berbicara di acara berita pagi 'Morning Joe', pria yang mendalangi misi Navy SEAL AS untuk pembunuhan Osama bin Laden pada 2011 tersebut kemudian menggambarkan tiga kriteria untuk setiap keputusan yang diambil militer AS, yaitu moral, etis, dan legal.
“Etis, Anda harus mengikuti aturan, hukum, Anda harus mengikuti hukum dan secara moral, Anda harus mengikuti apa yang Anda tahu benar. Dan bagaimanapun juga, itu tidak benar, ” ujar McRaven dikutip dari laman sputniknews, Sabtu (6/6).
Seperti diketahui, demonstrasi telah mengguncang AS selama sepekan terakhir, menyusul kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata berusia 49 tahun yang meninggal setelah seorang perwira polisi kulit putih menindih lehernya selama hampir sembilan menit.
Pada Senin (1/6) lalu, Trump kemudian mengumumkan bahwa ia dapat mengerahkan militer AS untuk menghentikan protes tentang kasus Floyd tersebut. Setelah para demonstran dibubarkan secara paksa melalui penggunaan gas air mata dan peluru karet, Trump pun mengambil foto sambil memegang Alkitab di depan Gereja St John.
“Anda tidak akan menggunakan, apakah itu militer atau Garda Nasional atau penegak hukum, untuk membersihkan warga negara Amerika yang damai agar presiden Amerika Serikat melakukan foto. Tidak ada yang benar secara moral tentang itu," kata McRaven.
Pernyataan Trump terhadap protes damai tersebut juga dikritik mantan pemimpin militer lainnya, seperti mantan Menteri Pertahanan Jim Mattis dan mantan Ketua Kepala Staf Gabungan, pensiunan Laksamana Mike Mullen.
"Saya sangat senang melihat Jim Mattis, penjelasan Mike Mullen, dan John Kelly yang memperkuat apa yang kita ketahui sebagai prinsip-prinsip militer AS," ucap McRaven.
“Kita semua mengangkat tangan kanan dan bersumpah pada Konstitusi Amerika Serikat. Itu bukan presiden Amerika Serikat. Itu untuk Konstitusi, ” jelasnya.
Pada Rabu (3/6) lalu, Mattis telah mengeluarkan pernyataannya kepada The Atlantic untuk menanggapi respon Trump terhadap protes yang sedang berlangsung. Mantan menteri pertahanan AS ini berpendapat bahwa Trump telah memecah belah orang Amerika.
Ia menyebut Trump sebagai presiden pertama dalam hidupnya yang tidak mencoba menyatukan rakyat Amerika. “Kita dapat bersatu tanpa dia (Trump), dengan memanfaatkan kekuatan yang melekat dalam masyarakat sipil kita," tulis Mattis.