REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) mengumumkan tak akan memberi sanksi kepada pemain yang melakukan aksi solidaritas atas kematian George Floyd. Sehingga, Jadon Sancho dan bintang Bundesliga lainnya yang menunjukkan gestur dan pesan anti-rasialisme, tidak akan mendapatkan hukuman.
Floyd, warga Amerika Serikat kulit hitam, meninggal usai lehernya dicekik dengan lutut oleh polisi Minneapolis pekan lalu. Peristiwa itu kemudian menimbulkan demostrasi dan kerusahan di Amerika. Sancho dan rekan setimnya di Borussia Dortmund, Achraf Hakimi, membuka jersey untuk menunjukan pesan "Justice for George Floyd" dalam kemenangan lawan Paderborn pekan lalu.
Pemain Borussia Monchengladbach, Marcus Thuram, berlutut setelah mencetak gol lawan Union Berlin. Sementara pemain Schalke yang juga orang Amerika, McKennie, menggunakan ban tangan untuk mewakili Floyd. Atas aksi tersebut, sempat muncul wacana pemain yang terlibat akan dihukum karena melanggar aturan.
Namun kemudian DFB mengkonfirmasi tidak akan memberi sanksi atas pesan anti-rasialisme. Menurut Ketua Badan Pengawas DFB Anton Nachreiner, dalam kasus yang spesifik, ada aksi anti-rasialisme yang dilakukan oleh pemain, yang berkampanye untuk sesuatu yang sangat berharga.
''Jadi tidak akan ada aksi yang diambil sekarang, entah itu kasus demonstrasi anti-rasialisme ke depan dalam pekan-pekan mendatang,'' ujar Anton dikutip dari The Worldgame, Sabtu (6/6).
Presiden DFB Fritz Keller juga menyambut baik keputusan badan pengawas DFB tersebut. Menurutnya, DFB menentang segala bentuk rasialisme, diskriminasi, dan kekerasan, dengan mengedepankan toleransi, keterbukaan, dan perbedaan. ''Semua nilai itu juga masuk dalam statuta DFB. Itulah mengapa aksi pemain kami hormati dan pahami,'' jelasnya.