Sabtu 06 Jun 2020 20:23 WIB

Aplikasikan Blackface, Bloger Kecantikan Minta Maaf

Sejumlah bloger kecantikan dianggap tidak peka terhadap isu rasisme karena blackface.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Beauty influencer lain, Ashley Richter, menghapus unggahannya di Instagram setelah fotonya dengan riasan gambar kepalan tangan hitam di sebelah kanan, dengan sejumlah tulisan diprotes warganet.
Foto: Instagram
Beauty influencer lain, Ashley Richter, menghapus unggahannya di Instagram setelah fotonya dengan riasan gambar kepalan tangan hitam di sebelah kanan, dengan sejumlah tulisan diprotes warganet.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sejumlah blogger kecantikan meminta maaf kepada publik setelah membuat riasan wajah yang menyinggung "blackface". Dalam sejarah, "blackface" atau praktik riasan dengan menggelapkan kulit untuk meniru etnis Afrika-Amerika, mengarah pada rasisme.

Para influencer yang menyampaikan permohonan maaf sebenarnya tidak bermaksud menyinggung. Mereka sekadar menunjukkan dukungan terhadap gerakan "Black Lives Matter" usai terbunuhnya George Floyd, sayangnya dengan cara yang kurang tepat.

Baca Juga

Pemilik akun Instagram @catharinas_beauty mengunggah video TikTok yang menunjukkan dirinya mengecat setengah wajah menjadi hitam, dengan lagu Childish Gambino "This is America" sebagai musik latar. Aksinya itu mendapat hujatan dari warganet.

Catharina segera menghapus video TikTok itu, kemudian meminta maaf dan menjelaskan dia tidak tahu sejarah kelam "blackface" sebelumnya. Remaja 16 tahun asal Jerman itu mengaku tidak bermaksud menyakiti perasaan siapapun yang melihat kontennya.

"Saya benar-benar minta maaf. Saya hanya ingin menyampaikan pesan melawan rasisme, tapi saya melakukannya dengan cara yang salah. Saya baru berusia 16 tahun dan harus banyak belajar tentang sejarah dunia. Semua orang melakukan kesalahan, kan?" tulisnya.

Beauty influencer lain, Ashley Richter, menghapus unggahannya di Instagram karena alasan sama. Foto yang dia unggah menunjukkan wajahnya dirias dengan gambar kepalan tangan hitam di sebelah kanan, dengan sejumlah tulisan.

Ada kalimat "Black lives matter", "Justice 4 George Floyd", serta "I can't breathe" atau "aku tidak bisa bernapas". Kalimat tersebut adalah hal terakhir yang diucapkan Floyd ketika meregang nyawa saat lehernya digencet oleh lutut perwira polisi.

"Saya membuat unggahan di Instagram, berpikir saya menyebarkan pesan kewaspadaan. Saya dengan cepat diberi tahu mengapa/bagaimana unggahan ini sangat ofensif dan tidak peka sehingga saya segera menghapusnya," kata Richter kepada laman Today.

Sementara kedua influencer itu menghapus unggahan, model sekaligus Duta Unicef Amelie Zilber belum melakukannya. Pemilik akun TikTok dengan lebih dari dua juta pengguna itu meninggalkan video riasan "Black Lives Matter" yang menyinggung "blackface".

Kreator konten yang merupakan putri dari CEO Jouer Cosmetics Christina Zilber itu belum merespons permintaan media asing untuk berkomentar. Dengan banyaknya ekspresi dukungan yang kurang tepat, banyak figur publik lain ikut menyampaikan komentar.

Lewat Twitter, Youtuber populer Nikkie de Jager meminta rekan-rekannya tidak membuat riasan apapun dengan tulisan "I can’t breathe". Dia menulis, "Itu sangat tidak menghormati dan rendahan, bersikaplah respek, tandatangani petisi dan berdonasi!".

Youtuber Alissa Ashley yang punya lebih dari dua juta pelanggan turut mengajak masyarakat di manapun untuk mencari cara terbaik untuk menunjukkan dukungan. Caranya sama sekali tidak berkaitan dengan darah palsu ataupun menggelapkan wajah.

"Tidak perlu foundation gelap untuk menunjukkan solidaritas, tidak juga menuliskan kata-kata terakhir pria yang meninggal dunia di bibirmu. Trauma/realitas warga kulit hitam bukan tren makeup. Kalian tidak mungkin sebodoh ini," tulis Ashely pada cicitannya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement