REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu Dyah Anugrah Kuswardani menyatakan hanya sekitar 25 persen saja penduduk di provinsi itu yang mengikuti sensus penduduk secara daring (online).
Sensus penduduk online yang dimulai sejak pertengahan Februari lalu telah berakhir pada Jumat (29/5). Hasilnya, sebanyak 75 persen penduduk di provinsi itu belum mengikuti sensus penduduk online 2020.
"Karena jumlah yang respon dalam sensus penduduk online tersebut berada di angka 510.217 orang, selebihnya masuk kategori belum berpartisipasi," kata Dyah di Bengkulu, Sabtu (6/6).
Ia menambahkan, warga yang belum mengikuti sensus penduduk online nantinya akan diikutkan dalam sensus yang akan dilakukan secara offline yang rencananya akan diselenggarakan pada September mendatang.
Namun, kata Dyah, kepastian kapan sensus penduduk offline itu dilakukan tergantung dengan situasi berakhirnya pandemi Covid-19, sebab pendataan akan dilalukan oleh petugas dengan mendatangi langsung rumah warga.
"Meskipun demikian pendataannya tetap kita lakukan dengan cara door to door, dimana nantinya petugas bakal mendatangi rumah masyarakat secara langsung," katanya.
Nantinya, petugas yang datang akan memberikan kuisioner yang wajib diisi setiap warga sebagaimana yang diisi dalam sensus penduduk online.
Namun, jika dalam pengisian kuisioner terdapat hambatan, maka petugas lapangan akan membimbing pengisian melalui via telepon.
"Ketika selesai diisi bisa dikumpulkan pada perangkat kelurahan atau desa seperti RT atau kepala dusun dan barulah kemudian petugas kita kembali datang untuk mengambil kuisioner yang dimaksud," demikian Dyah.