Ahad 07 Jun 2020 06:50 WIB

China Luncurkan Dua Roket dan Empat Satelit

Dua roket dan empat satelit China diluncurkan dalam waktu dua hari.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Nora Azizah
China sekali lagi mengambil langkah peluncurannya dengan penerbangan roket yang sukses (Foto: ilustrasi peluncuran roket)
Foto: AFP
China sekali lagi mengambil langkah peluncurannya dengan penerbangan roket yang sukses (Foto: ilustrasi peluncuran roket)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING-- China sekali lagi mengambil langkah peluncurannya dengan penerbangan roket yang sukses. Waktu peluncurannya sama dengan ketika Demo-2 NASA dan SpaceX meluncur menuju Stasiun Luar Angkasa Internasional pada 30 Mei.

China pertama kali meluncurkan dua satelit yang menunjukkan teknologi baru pada pukul 04.13 pagi waktu Beijing pada 30 Mei. Menurut outlet media pemerintah China CCTV, seperti yang dilansir dari Space, Ahad (7/6), satelit itu berhasil terbang ke angkasa dengan roket Long March-11, yang diluncurkan dari China barat daya.

Baca Juga

“Peng Kunya, kepala perancang Long March-11, mengatakan ini diluncurkan dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang, membuktikan kemampuan adaptasinya ke berbagai lokasi peluncuran,” kata CCTV dalam laporannya.

Hampir 36 jam kemudian, Cina mengirim duo satelit lain dari wilayah barat laut negara itu. Roket Long March-2D meluncur dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan pada 31 Mei pukul 04.53 malam waktu Beijing.

Salah satu satelit pada peluncuran Jiuquan adalah Gaofen-9. Satelit penginderaan jauh sipil ini dapat mengambil foto dengan resolusi sekitar 3,3 kaki (satu meter).

“Ini akan digunakan dalam survei tanah, perencanaan kota, desain jaringan jalan dan perkiraan hasil panen, serta bantuan bencana,” ujar Xinhua melaporkan.

HEAD Aerospace Technology Co.Ltd yang berbasis di Beijing menciptakan satelit lain, yang disebut HEAD-4. Satelit ini dirancang untuk mendukung Internet of Things (IoT), yang memungkinkan perangkat yang terhubung untuk mengirim dan menerima informasi dari orbit. Xinhua melaporkan layanan IoT HEAD-4 juga akan digunakan pada kapal dan pesawat terbang.

Kondisi Cina kurang begitu baik pada akhir 2019. Mereka kadang-kadang meluncurkan roket hanya beberapa jam terpisah di pusat ruang angkasa yang berbeda. Kecepatan penerbangan ruang angkasa melambat pada awal 2020 ketika pandemi COVID-19 baru muncul.

Namun, sejak Februari, Cina kembali melakukan beberapa kegiatan luar angkasa dengan protokol physical distancing. Sebelumnya pada Mei, Cina meluncurkan dua satelit lain untuk mendukung layanan IoT.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement