Ahad 07 Jun 2020 09:06 WIB

Tatanan Normal Baru, AP I Siapakan Rebound Strategy

AP I akan membuat model bisnis baru yang tak tergantung pada jumlah trafik.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah pesawat udara berada di kawasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Senin (23/3). Untuk menghdapi fase selanjutnya dari pandemi Covid-19, PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) menyiapkan rebound strategy setelah sebelumnya menerapkan survival strategy untuk bertahan di tengah penurunan trafik penumpang pesawat.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Sejumlah pesawat udara berada di kawasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Senin (23/3). Untuk menghdapi fase selanjutnya dari pandemi Covid-19, PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) menyiapkan rebound strategy setelah sebelumnya menerapkan survival strategy untuk bertahan di tengah penurunan trafik penumpang pesawat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk menghdapi fase selanjutnya dari pandemi Covid-19, PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) menyiapkan rebound strategy setelah sebelumnya menerapkan survival strategy untuk bertahan di tengah penurunan trafik penumpang pesawat. Direktur Utama AP I Faik Fahmi mengatakan rebound strategy dilakukan untuk menyiapkan lompatan pertumbuhan perusahaan pada 2021. 

"Ini dilakukan melalui program kerja multi dimension performance improvement di mana berbagai upaya dalam rebound strategy yang sudah mulai dilakukan pada sisa tahun ini dapat dirasakan pada 2021, ketika situasi sudah berangsur kembali normal dari pandemi Covid-19," kata Faik dalam pernyataan tertulisnya, Sabtu (6/5). 

Baca Juga

Dia menjelaskan, terdapat enam inisiatif dalam rebound strategy AP I. Pertama yakni persiapan new normal dengan memetakan dan menyiapkan touch points pengguna bandara yang akan berubah perilakunya menjadi new normal pada fase baru pandemi Covid-19 atau ketika pandemi dinyatakan usai, misalnya konter check in wajib menggunakan masker dan sarung tangan, serta sanitasi bagasi.

Lalu yang kedua yakni penguatan portofolio bisnis baru dengan mngembangkan adjacent business untuk memperkuat portofolio. "Kami menciptakan new business stream yang tidak memiliki ketergantungan terhadap jumlah trafik pesawat dan penumpang dan juga mengoptimalkan asset lahan tidak produktif untuk menunjang new business stream," jelas Faik. 

Ketiga yakni business process improvement dengan perbaikan proses bisnis eksisting dalam konteks revenue safeguarding dan cost leadership. Faik mengatakan fungsi digital dalam perbaikan proses bisnis seperti penggunaan artificial intelligence untuk mencatat pergerakan parkir pesawat dan penggunaan aviobridge

Keempat, Faik mengatakan AP I akan melakukan restrukturisasi organisasi. Dia menuturkan simplifikasi organisasi dilakulan di kantor cabang serta pembagian fokus kantor pusat dan kantor cabang untuk optimalisasi proses penyusuanan kebijakan dan monitoring kinerja kantor pusat serta pelaksanaan kegiatan operasi dan layanan kantor cabang. 

"Kami memberdayakan peran pejabat fungsional dalam bidangnya," ujat Faik. 

Kelima yakni enterprise architecture dengan memetakan ulang arsitektur bisnis, data, aplikasi, dan teknologi AP I dan anak usaha melalui tata kelola induk dan anak perusahaan. Kenam, Faik mabgataka  dan Anak Perusahaan AP I melakukan penguatan perencanaan pengadaan melalui category management dan entralisasi tim pengadaan.

"Situasi saat ini dan prediksi ke depan merupakan momen yang sangat menantang bagi operator bandara untuk menjalankan bisnis dan kewajiban pelayanan publiknya," ungkap Faik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement