Ahad 07 Jun 2020 10:51 WIB

Sebuah Desa di Mali Dibakar, 26 Tewas

Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan di desa tersebut.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Dua puluh enam orang meninggal dunia dalam serangan di sebuah desa di wilayah Mopti, Mali. Seorang pejabat dari Tabital Pulaaku, Aly Barry mengatakan, serangan itu menargetkan desa Fulani Binedama yang terjadi pada Jumat (5/6) sore.
Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho
Dua puluh enam orang meninggal dunia dalam serangan di sebuah desa di wilayah Mopti, Mali. Seorang pejabat dari Tabital Pulaaku, Aly Barry mengatakan, serangan itu menargetkan desa Fulani Binedama yang terjadi pada Jumat (5/6) sore.

REPUBLIKA.CO.ID, BAMAKO -- Dua puluh enam orang meninggal dunia dalam serangan di sebuah desa di wilayah Mopti, Mali. Seorang pejabat dari Tabital Pulaaku, Aly Barry mengatakan, serangan itu menargetkan desa Fulani Binedama yang terjadi pada Jumat (5/6) sore.

Dua pejabat lokal mengkonfirmasi bahwa desa Binedama telah dibakar dan kepala desa ditemukan tewas terbunuh. Dua wanita dan seorang anak-anak berusia sembilan tahun termasuk diantara warga yang terbunuh dalam serangan itu.

Dilansir Aljazirah, Wali kota komune Bankass, Moulaye Guindo mengatakan sekitar 20-30 orang dibunuh oleh sejumlah laki-laki yang mengenakan pakaian militer. Hingga saat ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan di desa tersebut.

Serangan terjadi di tengah meningkatnya unjuk rasa yang menuntut presiden Mali mundur. Tak hanya itu, serangan terjadi ketika melonjaknya laporan pelanggaran yang dilakukan oleh angakatan bersenjata di negara itu.

Mali berada dalam cengkraman pemberontakan sejak 2012, ketika terjadi pemberontakan separatis oleh etnis Tuareg di utara Mali. Konflik yang telah menewaskan ribuan tentara dan warga sipil tersebut, telah menyebar ke wilayah Mali tengah, serta negara tetangga, Burkina Faso dan Niger. Rizky Jaramaya

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement