Ahad 07 Jun 2020 16:10 WIB

Pasien Corona Tambah 672 Kasus, DKI Kembali Jadi Tertinggi

Jawa Timur mencatat penambahan kasus positif kedua dengan 113 kasus.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.
Foto: @BNPB_Indonesia
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasien terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah 672 kasus pada Ahad (7/6) pukul 12.00 WIB. Dengan begitu, total kasus positif Covid-19 di Indonesia keseluruhan berjumlah 31.186 orang.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, hasil penambahan didapat setelah dilakukan pemeriksaan 11.924 spesimen pada hari ini atau total 405.992 spesimen secara keseluruhan hingga sekarang. "Dari pemeriksaan ini kita dapatkan bahwa didapatkan kasus konfirmasi positif naik 672 orang sehingga totalnya menjadi 31.186 orang," ujar Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Ahad (7/6).

Baca Juga

Yurianto menerangkan, secara detail 672 penambahan kasus tidak merata di beberapa daerah. DKI Jakarta menjadi provinsi yang mencatatkan penambahan tertinggi dengan 163 kasus dibandingkan sehari sebelumnya 104 orang.

Namun, DKI mencatat pasien sembuh 294 kasus. Sementara itu, Jawa Timur yang sehari sebelumnya mencatat penambahan 286 kasus kini mencatat penambahan kedua dengan 113 kasus dan kasus sembuh 48 kasus. "Kemudian, Sulawesi Selatan mencatat penambahan ketiga dengan 64 kasus kasus, Papua 59 kasus, dan Jawa Tengah 51 kasus," katanya.

Namun demikian, dari keseluruhan provinsi ini ada 21 provinsi yang melaporkan kasus kurang dari 10. Bahkan, delapan di antaranya melaporkan tidak ada kasus sama sekali.

Pemerintah juga mencatat penambahan pasien sembuh sebanyak 591 orang sehingga total keseluruhan pasien sembuh sebanyak 10.498 orang. Kemudian, pasien meninggal bertambah 50 orang sehingga total ada 1.851 pasien yang meninggal akibat Covid-19.

"Ada 422 kabupaten kota telah terdampak di 34 provinsi dan kita masih melakukan pemantauan terhadap orang dalam pemantauan sebanyak 40.370 orang dan pasien dalam pengawasan 14.197 orang," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement