Ahad 07 Jun 2020 16:33 WIB

China Rilis Laporan, Bantah Tutupi Informasi Corona

China memerinci serangkaian tindakan pemerintah pada awal pandemi Covid-19.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Seorang pria mengenakan masker saat berjalan membawa bendera Cina di Guangzhou, Guangdong, Cina, Selasa (28/4). Wabah virus corona yang menyebabkan infeksi COVID-19, mulai mereda di Tiongkok.
Foto: EPA-EFE / ALEX PLAVEVSKI
Seorang pria mengenakan masker saat berjalan membawa bendera Cina di Guangzhou, Guangdong, Cina, Selasa (28/4). Wabah virus corona yang menyebabkan infeksi COVID-19, mulai mereda di Tiongkok.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China merilis laporan mengenai pandemi virus corona terbaru dan membantah bahwa mereka tidak memberikan informasi yang transparan. Ketua Komisi Kesehatan Nasional, Ma Xiaowei, membantah laporan media yang menyatakan bahwa China tidak membagi urutan genom dari virus corona.

"Ini bertentangan dengan fakta," ujar Ma, dilansir Arab News.

Baca Juga

Berdasarkan investigasi Associated Press (AP), laboratorium pemerintah merilis peta genetik virus selama lebih dari satu pekan pada Januari. Dalam laporan investigasi itu ditulis bahwa China menunda identifikasi di negara ketiga dan berbagi informasi yang diperlukan untuk mengembangkan vaksin serta obat-obatan.

Ma tidak mengomentari laporan AP. Namun, dia mengatakan, pada tahap awal pandemi membutuhkan waktu untuk mengumpulkan bukti dan mencari tahu karakteristik virus baru. Dia menegaskan, Pemerintah China tidak pernah menunda memberikan informasi mengenai virus corona.

"Pemerintah China tidak menunda atau menutupi apa pun. Sebaliknya, kami segera melaporkan data virus dan informasi yang relevan tentang epidemi kepada komunitas internasional dan membuat kontribusi penting untuk pencegahan dan pengendalian epidemi di seluruh dunia," ujar Ma.

Dalam laporan terbaru, China memerinci serangkaian tindakan pemerintah dari awal pandemi sekaligus perkembangannya setebal 66 halaman dalam versi bahasa Inggris. Laporan itu menyatakan keberhasilan China mengurangi peningkatan kasus harian menjadi satu digit dalam kurun dua bulan.

Virus corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, pada Desember 2019 lalu. Jumlah kasus infeksi Covid-19 di Wuhan melonjak dengan cepat sehingga kota ini harus melakukan karantina wilayah secara ketat selama kurang lebih tiga bulan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement