REPUBLIKA.CO.ID, ROMA – Kesepakatan yang terjalin antara Pemerintah Italia dan Persatuan Komunitas dan Organisasi Islam Italia (UCOII) memungkinkan para imam memberikan bimbingan spiritual bagi tahanan Muslim di penjara-penjara Italia.
Kesepakatan ini ditandatangani Ketua Departemen Administrasi Lembaga Pemasyarakatan, Hakim Bernardo Petralia dan Presiden UCOII Yassine Lafram.
Nota kesepahaman itu diambil menyusul perjanjian antara Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte dan perwakilan UCOII tentang pembukaan kembali masjid dan ruang sholat sebagai respons kebijakan fase kedua terhadap pandemi Covid-19 yang ditandatangani bulan lalu. Perjanjian itu dinilai perwakilan Muslim sebagai langkah maju menuju pengakuan resmi Islam sebagai agama resmi di negeri pizza tersebut.
Berdasarkan data Kementerian Kehakiman Italia dari 60 narapidana yang ditahan ada 10 ribu narapidana asing yang sebagian besar berasal dari Maroko, Tunisia, dan Rumania.
Data itu juga menunjukkan sebanyak 7200 narapidana adalah Muslim yang taat. Selain itu dari 97 imam yang membimbing di penjara terdapat 44 narapidana yang akhirnya memeluk Islam ketika dalam tahanan.
Meski demikian hanya beberapa penjara saja yang menyediakan ruang khusus sholat bagi narapidana muslim. Sementara setiap penjara memiliki kapel Katolik Roma di mana layanan keagamaan dilakukan secara teratur oleh pendeta yang sebagian besar dibayar negara.
“Ini menerapkan prinsip kebebasan beragama untuk semua warga negara yang ditetapkan dalam Konstitusi Republik Italia yang menjamin hak tahanan untuk mengakui agama mereka juga saat mereka berada dalam tahanan. Mempertimbangkan meningkatnya multietnisitas populasi penjara Italia adalah penting untuk memungkinkan setiap agama dianut dengan cara yang benar, ”pernyataan Kementerian Kehakiman Italia seperti dilansir Arab News pada Ahad (7/6).
Sementara itu UCOII akan memberikan daftar imam yang tertarik untuk memberikan bimbingan ibadah dalam penjara di seluruh Italia.
Nama-nama imam harus diserahkan kepada Kementerian Dalam Negeri sehingga bisa menerima otoritas resmi dalam menjalankan tugas. Presiden UCOII Yassine Lafram mengaku puas dengan perjanjian tersebut.
“Dengan protokol baru ini, memungkinkan untuk meminta imam memimpin sholat di setiap penjara di Italia. Ini adalah tanda hasil luar biasa yang diperoleh sejauh ini untuk proyek percontohan yang telah kami lakukan dalam lima tahun terakhir di delapan penjara Italia, ”kata Lafram.