REPUBLIKA.CO.ID, oleh Joko Sadewo*
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan adalah dua nama yang saat ini diyakini sebagai figur yang memiliki peluang untuk maju di Pilpres 2024, tentu dengan berbagai hal yang menjadi dasar pertimbangan yang berbeda.
Anies Baswedan tentu saja memiliki peluang berlaga di Pilpres 2024 karena sejauh ini hasil survei yang dilakukan berbagai lembaga menyebut Anies memiliki elektabilitas yang tinggi. Posisinya disebut hanya kalah dengan elektabilitas Prabowo dan Sandiaga Uno.
Nama Anies paling moncer di antara calon bintang yang belum pernah berlaga di ajang pilpres. Bersama Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil, elektabilitas Anies makin moncer seiring dengan gerakan mereka dalam menangani pandemi Covid-19.
Tentu tingkat elektabilitas yang tinggi ini membuat nama Anies menjadi salah satu bidikan parpol-parpol di Pipres 2024. Sekalipun mereka punya kader sendiri-sendiri, parpol juga tidak ingin konyol dengan mengusung calon sendiri, tetapi berujung kekalahan.
Bagaimana dengan Prabowo? Menurut survei yang dilakukan Indobarometer, Cyrus Network, dan Parameter Politik Indonesia, elektabilitas Prabowo masih yang tertinggi, tentu dengan selisih angka yang berbeda-beda di tiap lembaga itu.
Dengan masih tingginya elektabilitas ini, ada kemungkinan masih tinggi pula hasrat Prabowo maju lagi di Pilpres 2024. Usia Prabowo yang pada 2024 nanti sudah di kepala 7 tentu bukanlah penghalang, selama Prabowo dan pendukungnya masih punya keyakinan bisa menang.
Kader Partai Gerindra pun masih menaruh kepercayaan yang tinggi terhadap Prabowo. Hal ini terlihat dari hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Gerindra yang menginginkan Prabowo memimpin lagi Partai Gerindra. Prabowo diminta untuk menjabat lagi sebagai ketua dewan pembina dan ketua umum Partai Gerindra.
Dari gambaran ini, sudah terlihat kemungkinan Prabowo maju lagi pada 2024 masih sangat besar. Kalau posisi ketum Gerindra masih dipegangnya, tiket maju Prabowo menuju calon presiden akan lebih mudah.
Angka elektabilitas yang tinggi dan tak ada lagi seorang incumbent di Pilpres 2024 pastilah membuat kepercayaan diri Prabowo membumbung tinggi.
Peluang Anies dan Prabowo untuk maju ke Pilpres 2024 tentu menjadi sangat menarik untuk diikuti. Bagaimanapun Anies dan Prabowo selama ini banyak dianggap sebagai "kubu yang sama". Memang pada Pilpres 2019 lalu Anies tidak menunjukkan sikap tegas atas dukungannya. Namun, sudah menjadi rahasia umum jika pendukung Anies menjatuhkan pilihan pada Prabowo-Sandiaga Uno.
Dengan posisi sekarang muncul pertanyaan, apakah Anies akan menjadi pesaing ketat Prabowo, ataukah Anies akan menjadi "penerus" Prabowo?
Pilpres 2024 bisa saja menjadi ajang tanding Anies vs Prabowo. Kalaulah elektabilitas Prabowo tetap tinggi hingga 2024, tentu Prabowo dan Gerindra tak mau mengabaikan peluang. Kekalahan tiga kali berturut-turut tidak akan menjadi trauma untuk mengadu peruntungan. Kalau menang, 'alhamdulillah'. Kalau kalah, akan jadi pertimbangan untuk 'pensiun'.
Terlebih jika Prabowo bisa merayu PDIP untuk mendukungnya. Tentu saja Gerindra dan Prabowo harus memberikan tawaran semenarik mungkin. Nama Puan Maharani adalah nama penting untuk bargaining position-nya.
Namun, kita tidak tahu, apakah dalam empat tahun mendatang elektabilitas Prabowo makin tinggi atau perlahan mengecil. Jikalau mengecil, Prabowo pun tentu akan bersikap rasional. Kalaulah bukan Sandiaga, tentu nama Anies akan menjadi salah satu figur yang dipertimbangkan. Anies dan Sandiaga adalah figur yang dalam beberapa tahun ini selalu berjalan beriringan dengan Prabowo, baik di Pilkada Jakarta maupun Pilpres 2019.
Bahkan, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan menyebut, bisa saja Anies menjadi salah satu calon pengganti Prabowo di Gerindra, dengan syarat Anies Baswedan masih meneruskan koalisinya dengan Prabowo dan Gerindra.
Memang Sandiaga tetaplah calon kuat pengganti Prabowo di Gerindra. Namun, tak ada yang menjamin kapal kongsi Prabowo dan Sandiaga tetap bertahan hingga 2024.