Ahad 07 Jun 2020 23:19 WIB

Penerapan Protokol Kesehatan Harus Jadi Budaya Masyarakat

Hidup sehat seperti menggunakan masker, membiasakan mencuci tangan, dan disiplin.

Protokol Kesehatan. Penerapan protokol kesehatan harus menjadi budaya di tengah masyarakat, terlebih lagi dengan adanya normal baru.
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Protokol Kesehatan. Penerapan protokol kesehatan harus menjadi budaya di tengah masyarakat, terlebih lagi dengan adanya normal baru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat mengatakan penerapan protokol kesehatan harus menjadi budaya di tengah masyarakat. Terlebih lagi dengan adanya normal baru.

"Saya kira yang harus dipahami bahwa protokol kesehatan itu harus menjadi budaya di tengah masyarakat, kendati sudah mulai ada normal baru," kata Harry Hikmat di Jakarta, Ahad (7/6).

Baca Juga

Terlebih, bagi para lanjut usia (lansia) sebagai kelompok paling rentan terhadap penyebaran Covid-19. Karena itu, perlu tetap di rumah dan menjadikan protokol kesehatan sebagai budaya sekaligus identitas.

Harry mengatakan bahwa setidaknya ada tiga hikmah dibalik terjadinya pandemi Covid-19 yang harus dimaknai dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, selalu hidup sehat seperti menggunakan masker, membiasakan mencuci tangan, dan hidup disiplin. 

Kedua, tetap produktif saat di rumah, Work From Home (WFH) itu berarti harus akrab bekerja dengan teknologi, misalnya rapat secara virtual. "Ketiga, back to home, kembali ke rumah, berkumpul dengan anggota keluarga, yang bisa jadi saat sebelum terjadi Covid-19 anggota keluarga sulit untuk berkumpul karena sibuk bekerja dan menghabiskan waktu di jalan," kata Harry.

Harry mengatakan, meski pandemi, layanan Kementerian Sosial terus berjalan termasuk rehabilitasi sosial. Salah satunya dengan mempercepat penyaluran bansos bagi lansia dan warga terdampak Covid-19.

Seperti di Kabupaten Blitar, Harry langsung menyerahkan bansos meski harus melalui perjalanan darat selama 12 jam dari Jakarta. "Layanan yang diberikan Kemensos, sebagai bukti bahwa negara hadir di tengah rakyatnya, terlebih bagi mereka yang memang memerlukannya," kata Harry.

Bansos yang diberikan bagi para lansia, merupakan wujud perhatian negara, salah satunya dirasakan oleh nenek Samijah (75) warga Bleduk RT 1 RW 02, Blitar. "Alhamdulillah atas bantuan yang diterima ini, terima kasih Bapak Presiden dan Pak Menteri Sosial bantuan sangat bermanfaat bagi saya yang bekerja sebagai buruh tani," ucapnya, dalam bahasa Jawa halus.

Hal serupa dirasakan oleh kakek Katirin (61), warga Bleduk yang bersyukur bisa mendapatkan bantuan dari Kementerian Sosial pada saat pandemi Covid-19. Sebanyak 50 paket sembako bagi penerima manfaat dan LKS Rondiyah, bansos modal usaha bagi delapan orang penerima manfaat masing-masing Rp5 juta total Rp 40 juta, 40 paket sembako bagi lansia, serta 10 paket sembako bagi warga terdampak Covid-19.

Selain itu juga diserahkan alat kesehatan (alkes) berupa 500 masker, empat jerigen cairan disinfektan, empat jeriken hand sanitizer, 100 botol cairan pencuci tangan serta satu unit alat penyemprot disinfektan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement