Senin 08 Jun 2020 12:21 WIB

Patung Pedagang Budak Abad 17 Dirobohkan Pendemo di Inggris

Patung pedagang budak Edward Colston jadi sasaran pendemo di Bristol, Inggris.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Patung Edward Colston di Bristol, Inggris
Foto: Wikipedia
Patung Edward Colston di Bristol, Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Patung seorang pedagang budak di Bristol, Inggris, dirobohkan para pengunjuk rasa antirasialisme pada Ahad (7/6). Patung itu kemudian diseret dan dibuang ke pelabuhan.

Patung perunggu berukuran 5,5 meter yang menjadi sasaran kemarahan massa adalah patung Edward Colston. Ia merupakan pedagang budak abad ke-17 yang terkenal dan telah menjadi sosok kontroversi di Bristol selama bertahun-tahun.

Baca Juga

Colston merupakan anggota Royal African Company yang mengangkut sekitar 80 ribu orang, mencakup pria, wanita, dan anak-anak dari Afrika ke Amerika. Saat meninggal pada 1721, dia mewariskan kekayaannya pada badan amal dan hingga kini masih dapat dilihat di jalan-jalan serta bangunan di Bristol. 

Patung Colston didirikan di Colston Avenue pada 1895. Setelah dirobohkan massa, salah seorang demonstran kemudian meletakkan lututnya pada leher patung. Adegan itu mengingatkan pada aksi pembunuhan terhadap pria Afrika-Amerika George Floyd. 

Patung tersebut kemudian diseret di jalan-jalan Bristol dan akhirnya dibuang ke dermaga. Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel mengkritik aksi penghancuran patung Colston itu. Menurutnya, tindakan tersebut memalukan dan memperlihatkan kekacauan publik. 

“Ini adalah hak polisi menindaklanjuti dan memastikan bahwa keadilan dilakukan dengan orang-orang yang bertanggung jawab atas perilaku tidak tertib serta tanpa hukuman seperti itu,” kata Patel, dikutip laman BBC.

Kepolisian setempat mengatakan, akan ada investigasi terkait perobohan patung Colston. Selain di Bristol, aksi demonstrasi menentang rasialisme turut berlangsung di beberapa kota lainnya di Inggris, seperti Manchester, Wolverhampton, dan Nottingham. 

Massa turut membanjiri jalan di depan gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Vauxhall, London selatan. Di sana, mereka menyuarakan dukungan terhadap George Floyd dan mengecam tindakan polisi Minneapolis yang menyebabkan dia tewas. Mereka kemudian bergerak menuju Parliament Square dan Downing Street. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement