REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III (Persero) resmi melakukan penandatanganan Non Disclosure Agreement dengan SK Engineering and Construction dari Korea Selatan. Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis Pelindo III Toto Nugroho mengatakan dengan menarik investor luar negeri, Pelindo III akan membangun fasilitas gudang pendingin.
Toto mengatakan gudang pendingin yang akan dibangun bersama investor Korea Selatan itu dengan menggunakan teknologi pemanfaatan liquified natural gas (LNG) di Terminal Teluk Lamong (TTL). “Adanya fasilitas yang memadai seperti gudang pendingin ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengguna jasa pelabuhan di Jawa Timur dan Indonesia pada umumnya,” kata Toto dalam pernyataan tertulisnya, Senin (8/6).
Dia menjelaskan Pembangunan fasilitas tersebut sangat penting untuk menjaga ketersediaan logistik bahan pangan. Khususnya bahan pangan seperti daging, ikan, sayur dan buah yang memerlukan mesin pendingin agar lebih awet dan tidak mudah busuk sehingga dapat menekan biaya logistik.
Toto menuturkan kerja sama tersebut dapat meningkatkan nilai dari masing-masing perusahaan dan mempererat hubungan antara Indonesia dan Korea Selatan. Terlebih menurutnya saat pandemi Covid-19, kesempatan untuk berusaha akan semakin luas.
Dia memastikan untuk selanjutnya kedua belah pihak akan menindaklanjuti lebih dalam kerja sam tersebut. “Ini dengan membuat tim yang tugasnya untuk melakukan pembahasan lebih detil dan semoga dengan kerja sama ini nantinya dapat menambah nilai ekonomi untuk perusahaan dan untuk kedua negara,” jelas Toto.
Sementara itu, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Farah Ratnadewi mengapresiasi kerja sama yang dilakukan Pelindo III dan SK Engineering and Construction. Terlebih meskipun pandemi Covid-19 masih berlangsung, hal tersebut menunjukan langkah positif untuk berinvestasi di Indonesia.
“Ini sangat penting, tidak hanya untuk BKPM, tetapi juga untuk Indonesia sebagai negara, ini juga menunjukkan hubungan yang baik antara Korea Selatan dan Indonesia dan berharap dapat melihat semakin banyak kerja sama dimasa depan,” ungkap Farah.
Selanjutnya, Anggota Komite BKPM Yukki Nugrahawan Hanafi mengharapkan kerja sama tersebut dapat ditindaklanjuti lebih positif. Yukki menuturkan kondisi pandemi saat ini diharapkan tidak menjadi penghamat bagi pengembangan investasi.
“Semoga ke delan dan tidak lama lagi dapat dilanjutkan ke MOU dan segera terealisasi kerjasama yang baik antar dua perusahaan dan dua negara,” ujar Yukki.