REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap perkantoran di Jakarta yang akan mengaktifkan kembali aktivitas kantornya untuk mengikuti pemberlakuan jam masuk karyawan dengan shift dua atau lebih. Hal ini untuk menghindari kepadatan karyawan yang akan beraktivitas di Jakarta atau dalam ruangan selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi.
Anies mengingatkan kepada semua pihak akan tetap menjaga seluruh protokol kesehatan. Termasuk pengelola perkantoran terkait masuk karyawan menggunakan shift.
"Begini, Ini semua juga kita pantau, tim kita ini dari Satpol PO juga akan memeriksa. Tapi pengaturannya memang diberikan pada tiap-tiap kantor. Yang penting harus dibagi dua atau lebih shift supaya tidak menumpuk," ujar Anies saat memantau aktivitas warga yang mulai masuk kantor di tengah masa PSBB transisi di Terowongan Kendal, Stasiun Sudirman, Senin (8/6).
Anies mengetahui kondisi Senin pagi di mana banyak pekerja yang datang jumlahnya sangat menumpuk. Karena itu, ia berharap mudah-mudahan kondisi ini menjadi perhatian pengelola kantor atau perusahaan.
Namun, ia menegaskan Pemprov DKI akan tetap memantau hal itu untuk menjadi bahan evaluasi. "Nanti kita akan bisa lihat itu bukan dari satu per satu. Ini kan ada puluhan-ratusan ribu kantor nih. Kita akan bisa lihat dari jumlah kendaraan yang masuk Jakarta, yang bergerak di sekitar Sudirman-Thamrin. Kita akan bisa lihat dari jumlah penumpang kendaraan umum. Dari situ nanti kita akan lihat overal-nya," terang Anies.
Dia menegaskan masa PSBB transisi ini bukan berarti Covid-19 di Jakarta sudah selesai. Wabah tersebut belum selesai di Jakarta, tetapi sekarang ini adalah masa transisi sehingga beberapa sektor sudah mulai bisa beraktivitas.
Salah satunya adalah kegiatan perkantoran. Namun, ia ingin mengingatkan kepada semua bahwa seluruh protokol kesehatan harus ditaati.
"Menggunakan masker harus sepanjang waktu di mana saja dan kapan saja," imbuhnya.
Ia berterima kasih, sudah hampir semua 100 persen penumpang turun/naik dari KRL atau Transjakarta menggunakan masker. Ia juga mengingatkan tanggung jawab untuk saling mengingatkan ada pada semua pihak.
"Kalau tidak pakai masker memang ada denda 250 ribu, tapi ini bukan soal dendanya, ini soal pencegahan penularannya," katanya.