REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rasulullah SAW menerima wahyu secara berangsur-angsur. Namun dalam waktu tertentu, nyatanya Rasulullah pernah didatangi Jibril (sang penyampai wahyu dari Allah ke Nabi) secara lebih intens. Kapan dan untuk apa itu?
Dalam buku Sejarah Alquran karya Ahmad Sarwat dijelaskan, menurut beberapa riwayat memang disebutkan bahwa di tahun-tahun terakhir sebelum wafatnya Nabi Muhammad SAW, Jibril lebih intensif turun ke bumi khususnya di bulan Ramadhan.
Jibril turun bukan untuk membawa ayat-ayat yang baru saja, namun kedatangannya juga ditujukan untuk membawa kembali ayat-ayat lama yang sudah pernah diturunkan sebelumnya. Beberapa nash menyebutkan, intensitas turunnya Jibril berkaitan dengan penyusunan ayat-ayat Alquran.
Sebab ketika itu seakan Nabi Muhammad SAW diuji seluruh hafalan beliau. Tentu saja, bagi seorang Nabi Muhammad SAW, mustahil beliau lupa atau melupakan ayat-ayat yang pernah diturunkan kepadanya.
Allah SWT telah menjamin Rasulullah untuk tidak akan pernah lupa dengan ayat-ayat yang dibacakan kepadanya. Hal itu sebagaimana disebutkan dalam Alquran Surah Al-Ala ayat 6.
Ayat tersebut berbunyi: “Sanuqri’uka fala tansa,”.
Yang artinya: “Kami akan membacakan (Alquran) kepadamu (Muhammad), maka kamu tidak akan lupa,”. Jika begitu, untuk apa kiranya Jibril turun secara intens di akhir-akhir hidup Rasulullah SAW? Dijelaskan bahwa meski para ulama masih berbeda pendapat akan hal itu, namun intensitas lebih turunnya Jibril itu masih merupakan misteri yang belum seluruhnya terpecahkan. Wallahu a’lam.
Sumber: Sejarah Alquran / Ahmad Sarwat