Senin 08 Jun 2020 15:48 WIB

821 Karyawan Hotel di Mataram Sudah Kembali Bekerja

Dinpar Mataram menyebut 821 karyawan berasal dari 120 hotel yang aktif kembali

Seorang petugas membersihkan kamar menggunakan disinfektan di Fizz Hotel di Mataram, Lombok, NTB. Dinas Pariwisata Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyebutkan sekitar 50 persen karyawan hotel dari 821 orang yang sempat dirumahkan ketika awal COVID-19 mewabah di Mataram, sudah kembali bekerja.
Foto: ANTARA ahmad subaidi
Seorang petugas membersihkan kamar menggunakan disinfektan di Fizz Hotel di Mataram, Lombok, NTB. Dinas Pariwisata Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyebutkan sekitar 50 persen karyawan hotel dari 821 orang yang sempat dirumahkan ketika awal COVID-19 mewabah di Mataram, sudah kembali bekerja.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Pariwisata Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyebutkan sekitar 50 persen karyawan hotel dari 821 orang yang sempat dirumahkan ketika awal COVID-19 mewabah di Mataram, sudah kembali bekerja.

"Sisanya masih berstatus dirumahkan," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Senin (8/6). Menurutnya, sebanyak 50 persen karyawan yang masih dirumahkan itu akan terus dipantau sesuai dengan perkembangan kondisi hotel hingga mereka mampu beroperasional 100 persen secara normal.

"Dengan kondisi saat ini, kita juga belum bisa memaksa pengusaha untuk mempekerjakan 100 persen karyawannya," katanya. Hingga saat ini, kata dia, terdapat 120 unit hotel dari 123 hotel yang ada, baik hotel bintang maupun non-bintang sudah mulai beroperasional setelah sempat tutup pada awal COVID-19 mewabah di Mataram.

"Dari 123 hotel yang ada, hanya sekitar tiga atau empat hotel saja yang belum kembali beroperasional," katanya. Tapi sejauh ini, pihaknya belum mengetahui apa alasan sekitar tiga atau empat hotel yang belum beroperasional kembali seperti hotel-hotel lainnya. Hotel yang belum buka itu di antaranya Hotel Madani, City Hotel, dan Same Hotel.

Dengan dibukanya kembali hotel-hotel di Kota Mataram itu, diharapkan, terjadi peningkatan ekonomi terutama di bidang pariwisata. Meskipun, peningkatan ekonomi tidak signifikan.

Di samping itu, para pengusaha bisa lebih semangat dan setidaknya sudah membuka peluang wisatawan datang ke Mataram. "Kalau mereka terus-terusan tutup, justru pengunjung dari luar tidak mau datang, karena tidak ada tempat menginap," katanya.

Iamengatakan, dalam operasionalnya semua hotel di Mataram sudah menerapkan protokol pencegahan COVID-19. Ketentuan itu bahkan telah disampaikan secara resmi jauh sebelum hotel mulai beroperasional.

Di antaranya, dengan rutin melakukan penyemprotan cairan disinfektan, menyediakan alat cuci tangan dan pembersih tangan, menggunakan masker baik bagi karyawan maupun tamu serta menerapkan physical distancing.

"Beroperasionalnya kembali hotel di Mataram, juga dapat membantu para karyawan yang sebelumnya dirumahkan mendapatkan pekerjaanya kembali," tutur Denny Cahyadi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement