Senin 08 Jun 2020 17:57 WIB

Rupiah Awal Pekan Melemah Meski Cadangan Devisa Meningkat

Stimulus suku bunga rendah mengakibatkan arus modal asing banjiri pasar valas.

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan melemah tipis meski cadangan devisa meningkat. Rupiah Senin (8/6) sore ditutup melemah 7 poin atau 0,05 persen menjadi Rp 13.885 per dolar AS dari sebelumnya Rp 13.878 per dolar AS.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan melemah tipis meski cadangan devisa meningkat. Rupiah Senin (8/6) sore ditutup melemah 7 poin atau 0,05 persen menjadi Rp 13.885 per dolar AS dari sebelumnya Rp 13.878 per dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan melemah tipis meski cadangan devisa meningkat. Rupiah Senin (8/6) sore ditutup melemah 7 poin atau 0,05 persen menjadi Rp 13.885 per dolar AS dari sebelumnya Rp 13.878 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dengan banyaknya stimulus dan suku bunga rendah bahkan negatif di berbagai negara, mengakibatkan arus modal asing kembali membanjiri pasar valas dan obligasi di dalam negeri.

Baca Juga

"Karena pelaku pasar mencari imbal hasil yang lebih tinggi dan negara yang dianggap aman untuk menginvestasikan dananya serta mendapat rekomendasi dari pemeringkat rating internasional yaitu Moody's Ratings dan Fitch Ratings, sehingga wajar kalau cadangan devisa Indonesia per akhir Mei meningkat," ujar Ibrahim.

Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa pada akhir Mei 2020 yang meningkat menjadi 130,5 miliar dolar AS dibanding bulan sebelumnya sebesar 127,9 miliar dolar AS. Angka tersebut menjadi catatan tertinggi sejak awal tahun ini.

Kemudian, lanjut Ibrahim, seandainya stimulus global terus berlanjut, sangat mungkin cadangan devisa akan meningkat pada bulan-bulan berikutnya. Apalagi didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi domestik yang tetap baik.

"Ini waktu yang tepat untuk melakukan konsolidasi apalagi masa new normal atau transisi sudah diberlakukan, sehingga kepercayaan pasar kembali meningkat dan wajar kalau arus modal asing kembali masuk ke pasar dalam negeri," kata Ibrahim.

Dari eksternal, data tenaga kerja AS dan tingkat pengangguran pada Mei 2020 di luar dugaan mengalami peningkatan dan di luar ekspektasi para analis. Data penggajian nonpertanian AS per Mei menunjukkan pertambahan jumlah orang yang dipekerjakan di luar sektor pertanian dan pemerintah sebesar 2,5 juta orang, padahal sebelumnya para analis memperkirakan terjadi pengurangan sebesar 7,7 juta orang. Sedangkan tingkat pengangguran turun menjadi 13,3 persen dari sebelumnya 14,7 persen.

"Namun positifnya data tenaga kerja tersebut tidak bisa mengangkat penguatan indeks dolar karena secara bersamaan di penjuru negara bagian AS sedang terjadi gelombang demonstrasi yang menjurus kerusuhan akibat isu rasisme, bahkan sudah menyebar ke berbagai negara di dunia," ujar Ibrahim.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat di posisi Rp 13.873 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp 13.873 per dolar AS hingga Rp 13.987 per dolar AS. Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp 13.955 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 14.100 per dolar AS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement