Senin 08 Jun 2020 21:38 WIB

Syuting Avatar di Selandia Baru Berlanjut

Selandia Baru memberi izin Avatar lanjutkan syuting demi kebangkitan ekonomi.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Sutradara James Cameron sudah berada di Selandia Baru untuk melanjutkan syuting Avatar.
Foto: EPA
Sutradara James Cameron sudah berada di Selandia Baru untuk melanjutkan syuting Avatar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kru film sekuel epik sains-fiksi Avatar arahan sutradara Hollywood James Cameron telah mendarat di Selandia Baru untuk kembali melanjutkan proses syuting. Perbatasan Selandia Baru masih ditutup bagi orang asing, tetapi pemerintah memberi izin masuk khusus bagi 55 anggota kru film Avatar.

Film ini menjadi salah satu sinema yang mulai syuting di Selandia Baru, tepat ketika virus Covid-19 mewabah. Kala itu, proses produksi terpaksa ditunda.

Baca Juga

"Tentu saja, fakta bahwa kami dapat memulai lebih awal dari beberapa negara adalah luar biasa. Kami merasa sama sulitnya dengan negara lain, dalam melihat pandemi," kata Annabelle Sheehan, kepala eksekutif Komisi Film Selandia Baru, dilansir Reuters, Senin (8/6).

Gunung, padang rumput, dan hutan Selandia Baru yang terkenal karena trilogi The Lord of the Rings telah menarik beberapa produksi film utama selama beberapa tahun terakhir. Sekitar 47 produksi sedang berlangsung ketika Perdana Menteri Jacinda Ardern memberlakukan lockdown pada 26 Maret untuk menghentikan penyebaran virus corona.

Produser Avatar Jon Landau mengunggah foto dirinya dan sutradara Cameron setelah mendarat di Selandia Baru pada pekan lalu. Dia mengatakan mereka akan menjalankan isolasi mandiri selama 14 hari sesuai dengan peraturan pemerintah.

Keputusan untuk memberi akses kepada kru film Avatar tak luput dari kritikan. Para pemimpin partai oposisi mempertanyakan alasan pemerintah memberi akses khusus kepada kru, sedangkan banyak keluarga dan para pebisnis yang masih harus bersabar di bawah penguncian.

Menteri Pembangunan Ekonomi Phil Twyford membela keputusan tersebut dengan mengatakan perbatasan hanya terbuka untuk beberapa orang asing yang penting untuk proyek-proyek dengan nilai ekonomi yang signifikan. Industri film Selandia Baru bernilai lebih dari tiga miliar dolar New Zealand (NZ) dalam setahun. Proses produksi film internasional juga bisa menciptakan sekitar 3.000 pekerjaan.

"Anda hanya perlu beberapa orang internasional yang datang ke Selandia Baru untuk memicu ribuan pekerjaan," kata Sheehan.

Faktanya, Selandia Baru memang membutuhkan lapangan pekerjaan. Pemerintah memperkirakan ratusan ribu penduduk telah kehilangan pekerjaan karena virus korona.

Industri pariwisata yang menyumbang lebih dari 16 miliar dolar NZ dan menyumbang hampir enam persen dari produk domestik bruto, telah sangat terpukul akibat pandemi. Karenanya Sheehan berharap industri film bisa menambal kerugian tersebut.

"Orang-orang di seluruh dunia akan melihat judul-judul film baru. Ini akan berkontribusi besar bagi pariwisata," kata Sheehan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement