Selasa 09 Jun 2020 00:11 WIB

Colin Powel, Jenderal Partai Republik yang Melawan Trump

Colin Powel memilih untuk mendukung Biden, dibandingkan Trump.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Donald Trump.
Foto: EPA
Presiden Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah Presiden AS Donald Trump dalam menyelesaikan kasus George Floyd menuai banyak kekecewaan. Tak hanya dari kalangan sipil, namun petinggi militer maupun politikus ikut menentang gaya penanganan Trump.

Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Colin Powell, termasuk yang menentangnya. Meski dari Republik, jenderal purnawirawan AS ini justru menyatakan dukungannya kepada mantan wakil presiden Demokrat AS Joe Biden dalam pemilihan presiden pada November 2020 mendatang.

Baca Juga

Powell bergabung dengan sejumlah tokoh Partai Republik mengkritik Presiden AS Donald Trump. Menurut Powell, perilaku Donald Trump membahayakan demokrasi dan Trump telah hanyut dari konstitusi AS serta berbohong tentang banyak hal.

Hal ini ia sampaikan menyusul protes nasional di AS terkait tewasnya seorang warga kulit hitam bernama George Floyd (46) akibat tindak kekerasan seorang polisi kulit putih di Minnesota, AS, pada 25 Mei 2020.

“Dan itu berbahaya bagi demokrasi kita, berbahaya bagi negara kita. Dan saya pikir apa yang kita lihat sekarang, gerakan protes paling masif yang pernah saya lihat dalam hidup saya, saya pikir menyarankan negara semakin bijak dalam hal ini dan kami tidak akan tahan lagi," ujar Powell kepada CNN dikutip The Guardian, Ahad.

"Saya tidak bisa mendukung Presiden Trump tahun ini," kata Powell, yang tidak memilih presiden Republik pada 2016. Saat ditanya apakah dia akan memilih Biden. "Saya akan memilih dia," lanjut dia.

Powell memimpin militer AS selama Perang Teluk 1991 di Irak di bawah mantan Presiden Republik George HW Bush. Kemudian Trump menanggapinya lewat cicitan di Twitter dan menyebut Powell ialah seseorang yang bersifat kaku.

Trump kemudian menuduhnya lemah dan mengeklaim jenderal pensiunan itu memberikan segalanya kepada semua orang, sangat buruk bagi AS.

Powell adalah mantan perwira tinggi militer terbaru yang menegur Trump setelah protes besar-besaran untuk memerangi ketidakadilan rasial yang dipicu oleh kematian seorang pria kulit hitam tak bersenjata.

Mantan menteri pertahanan Jim Mattis dan perwira pensiunan lainnya telah mengutuk Trump dalam beberapa hari terakhir dalam sebuah teguran yang jarang terjadi dengan beberapa preseden dalam sejarah AS. Beberapa anggota parlemen dari Partai Republik juga telah berbicara menentang penanganan Trump terhadap protes tersebut.

Mereka juga telah mengajukan pertanyaan tentang dukungan mereka untuk upaya pemilihan ulang. Meskipun sebagian besar tetap diam atau terus menyuarakan dukungan untuk presiden.

Senator AS Lisa Murkowski pekan lalu mengatakan kepada wartawan, dia berjuang keras apakah dia akan mendukung Trump dalam pemilihan 3 November. Ia pun memuji kata-kata keras Mattis seperti halnya rekan senegaranya dari Partai Republik Mitt Romney.

Powell, yang berkulit hitam, adalah salah satu dari sedikit tokoh Partai Republik terkemuka yang mengecam Trump selama masa kepresidenan mantan bintang televisi reality 2016. Ia secara terbuka mendukung saingan Trump saat itu Hillary Clinton.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement