REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Rumah sakit-rumah sakit Pakistan kehabisan tempat tidur. Rumah sakit kehabisan tempat tidur setelah jumlah kasus infeksi corona terus meningkat melampaui 100 ribu kasus. Pada Senin (8/6) kasus baru terkonfirmasi sebanyak 4.728 kasus.
Dilansir dari Saudi Gazette, total infeksi di Pakistan sebanyak 103.671 kasus. Punjab merupakan wilayah dengan sebaran kasus tertinggi yakni 38.903 kasus. Daerah lain, Sindh 38.108 kasus, Khyber-Pakhtunkhwa 13.487 kasus. Sementara, Balochistan 6.516 kasus, Islamabad 5.329 kasus, Gilgit-Baltistan 932 kasus dan kasus yang diduduki Pakistan (Azad) Kashmir 396 kasus.
Kementerian Kesehatan Nasional Pakistan melaporkan, bahwa 65 lebih banyak pasien meninggal karena COVID-19. Angka ini menjadikan jumlah kematian menjadi 2.067 di negara itu.
Pakistan telah mencabut penguncian sejak satu bulan lalu. Mereka juga mengumumkan protokol untuk pembukaan kembali pasar, industri, dan transportasi umum, termasuk kewajiban memakaian masker dan jarak sosial.
"Pertama, kami mendidik massa tentang protokol, kemudian kami memperingatkan mereka, dan sekarang, dalam pertemuan terakhir dengan perdana menteri, kami mengarahkan administrasi untuk menindak tempat yang tidak mengikuti protokol," kata Menteri Perencanaan Pakistan, Asad Umar kepada media, Selasa (9/6).
Menurut Umar, banyak pasar dan toko yang telah disegel kembali karena ketidakpatuhan mereka terhadap prorokol kesehatan. Menurut pejabat pemerintah, protokol keamanan mulai tidak diikuti, terutama sejak sebelum liburan Idul Fitri atau di akhir-akhir bulan Ramadhan.
Pakistan telah membuat catatan untuk jumlah infeksi harian baru selama 10 hari terakhir. Tes covid-19 pun terus dilakukan. Pakistan telah mencabut penguncian sejak 9 Mei 2020. Hal ini dilakukan didorong oleh krisis ekonomi dan pengangguran yang semakin memburuk.
Pakistan adalah negara ke-16 yang melampaui 100.000 infeksi. Bahkan menurut pejabat Pakistan, penyebaran virus ini belum mencapai puncaknya di Pakistan.