REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk melakukan tes cepat Covid-19 massal untuk puluhan pedagang di Pasar Argosari. Pedagang yang akan dites adalah mereka yang menempati los di lantai 2 pasar.
"Total ada 55 pedagang yang menempati los tersebut di lantai 2 Pasar Argosari. Mereka merupakan penjual ikan dan daging ayam," kata Kepala Disperindag Gunung Kidul Johan Eko di Gunung Kidul, Selasa (9/6).
Ia mengharapkan tes cepat massal tidak hanya dilakukan terhadap penjual ikan dan daging ayam, tapi seluruh pedagang yang ada di pasar tersebut. Hal ini mengingat, Gunung Kidul menjadi wilayah transmisi lokal. "Kami berharap pedagang lainnya dilakukan 'rapid test' juga jika memungkinkan," harapnya.
Sementara itu Kepala Dinkes Gunung Kidul Dewi Irawaty mengatakan pemeriksaan perlu dilakukan mengingat ada kekhawatiran potensi penularan COVID-19 dari dua kasus positif pertama di Kecamatan Karangmojo. "Kami khawatir dua kasus positif ini sebelumnya juga melakukan kontak dengan pedagang di Pasar Argosari," kata Dewi.
Dewi mengatakan dua penjual ikan tersebut tertular Covid-19 dari luar wilayah Gunung Kidul. Meskipun demikian, mereka melakukan kontak dengan warga di lingkungan tempat tinggal mereka dan menciptakan klaster baru.
Setelah dilakukan penelusuran awal, diketahui ada 311 warga yang berkontak. Mereka pun kemudian menjalani tes cepat, di mana hasilnya ada 12 warga reaktif. Spesimen swab pun kemudian diambil dari 12 warga ini.
"Pada Minggu (7/6), hasil uji swab menunjukkan ada empat orang yang terkonfirmasi positif dari 12 warga reaktif. Sehingga total ada enam kasus dari kluster yang sama. Penularan pada empat kasus ini justru terjadi di lingkungan tempat tinggal, bukan karena aktivitas jual-beli," katanya.
Dewi mengatakan berdasarkan empat kasus tersebut, Dinkes kembali melakukan penelusuran dan hari ini didapat 78 warga yang terlibat kontak. Dewi mengatakan mereka akan menjalani tes cepat hari ini. "Semoga hasilnya non-reaktif," harapnya.
Seperti diketahui, hingga saat ini di Gunung Kidul tercatat ada 43 kasus secara akumulatif, 35 dinyatakan sembuh, tujuh dalam perawatan, dan satu meninggal dunia.