REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) Turki sebagai partai pendukung pemerintah Recep Tayyip Erdogan, Omer Celik, mengutuk serangan yang terjadi di masjid di sisi Siprus yang dikelola Yunani.
"Ada 65 serangan rasis dan Islamofobia ke masjid-masjid dan pusat-pusat Islam di Eropa. Tiga puluh delapan dari serangan itu dilakukan terhadap masjid-masjid Turki dan pusat-pusat Islam," kata Omer Celik, dikutip di TRT World, Selasa (9/6).
Petinggi partai berkuasa di Turki itu menyoroti mayoritas serangan terjadi di Siprus, Yunani. Omer meragukan komitmen pemerintah Yunani untuk menghukum pelaku serangan. "Sungguh mustahil melacak pelaku serangan jika pemerintah setempat tak serius. Pemerintah yang bertanggungjawab seharusnya lebih mudah menemukannya (pelaku)," ujar Omer.
Dia menegaskan tidak mungkin melacak para pelaku serangan karena otoritas bagian pulau tersebut dipegang Administrasi Siprus Yunani. Pihak yang bertanggung jawab dapat dengan mudah menemukan mereka yang menjadi pelaku serangan.
Omer menegaskan, selama Administrasi Siprus Yunani tidak mengidentifikasi para pelaku, ia akan memperlakukan otoritas sebagai tersangka dan organisasi politik dianggap berada di balik serangan-serangan tersebut. "Apa pun tujuan yang dimiliki pemerintah Yunani, serangan rasis ini tidak akan membantu," lanjutnya.
Diketahui pekan lalu, Masjid Koprulu Haci Ibrahim Aga di kota Limassol diserang dengan bom bensin oleh orang tak dikenal. Perdana Menteri Siprus, Turki Ersin Tatar meminta pemerintah Siprus Yunani untuk membuat kebijakan untuk menghentikan kegiatan anti-Islam.
Wakil Presiden Turki Fuat Oktay, dalam unggahan di akun Twitter-nya menyebut, Pemerintah Yunani harus berhenti mendorong kegiatan anti-Turki dan Islamofobia.
"Pemerintah Yunani harus berhenti mendorong kegiatan anti-Turki dan Islamofobia yang sedang dikipasi beberapa kekuatan gelap di selatan pulau. Mereka juga harus mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri penyakit mental ini," tulis Fuat Oktay dalam cuitannya dikutip di Daily Sabah, Senin (8/6) kemarin.
Presiden TRNC Mustafa Akinci juga mendesak pemerintah Siprus Yunani untuk tidak membiarkan tindakan keji ini berlalu begitu saja.
Dia meyakini ada seseorang yang berusaha melakukan provokasi. Setelah upaya pembakaran masjid di Limassol, tindakan ini tidak boleh diremehkan. Pemerintah Yunani harus mengejar orang-orang yang melakukannya," katanya.