REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Presiden Rusia Vladimir Putin memuji upaya diplomatik Mesir dalam krisis Libya. Hal ini Putin sampaikan dalam sambungan telepon dengan Presiden Mesir Abdul-Fattah al-Sisi. Media Mesir melaporkan pujian ini berdasarkan pernyataan juru bicara kepresidenan Mesir Bassam Rady.
Rady mengatakan kedua presiden itu membahas detail perkembangan terbaru krisis Libya. Rady mengatakan al-Sisi menjelaskan sikap strategis Mesir terhadap krisis di Libya yang diwujudkan dalam 'Deklarasi Kairo'. Sebuah inisiatif yang mewakili solusi komprehensif dari Mesir.
"Inisiatif Mesir konsisten dengan berbagai upaya internasional dalam mengakhiri krisis, terutama dalam pelestarian institusi-institusi Libya dan mendorong intervensi asing di Libya yang telah memicu krisis dan memberikan dampak negatif dalam keamanan dan stabilitas di seluruh Timur Tengah," kata Rady, seperti dikutip Al Ahram, Selasa (9/6).
Al Ahram melaporkan dalam pernyataannya Kremlin mengatakan dalam sambungan telepon itu Putin memuji inisiatif dan upaya diplomatik Mesir untuk mengakhiri krisis Libya. Putin memuji 'Deklarasi Kairo', terutama waktu inisiatif itu diluncurkan dan kerangka kerjanya yang komprehensif menawarkan penyelesaian terintegrasi dan konstruktif.
Rady menambahkan Putin mengatakan inisiatif itu mendorong proses politik di Libya serta menjadikan Mesir pilar keamanan dan stabilitas di kawasan.
Rady mengatakan kedua presiden juga membahas topik-topik lain seperti kerja sama antara kedua negara. Seperti pembangkit listrik tenaga nuklir El-Dabaa dan zona industri Rusia di poros Terusan Suez. Selain itu mereka juga membahas kerja sama pertahanan dan memerangi terorisme.
Presiden al-Sisi dan Rusia selama ini menjadi pendukung utama Komandan Tentara Nasional Libya (LNA) Khalifa Haftar yang berseteru dengan pemerintah di Tripoli dukungan Turki. Sisi, Haftar, dan Ketua Parlemen Libya Aguila Saleh mengumumkan Deklarasi Kairo pada Sabtu (6/9). Sebuah inisiatif yang bertujuan untuk mengakhiri krisis Libya.
Inisiatif ini memberi mandat pada Libya agar resolusi mengakhiri konflik di negara itu sesuai dengan resolusi PBB. Serta beberapa upaya sebelumnya di Paris, Roma, Abu Dhabi dan Berlin. Sejumlah negara Arab dan Barat seperti Amerika Serikat, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi menyambut baik inisiatif ini.