Selasa 09 Jun 2020 16:04 WIB

Mahasiswa Kedokteran Iran Diwajibkan Pelajari Medis Islam

Pengobatan Islam di Iran merujuk pada arahan para ulama setempat.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Pengobatan Islam di Iran merujuk pada arahan para ulama setempat. Warga Teheran Iran melintasi jalanan kota menggunakan masker, Sabtu (22/2).
Foto: ABEDIN TAHERKENAREH/EPA EFE
Pengobatan Islam di Iran merujuk pada arahan para ulama setempat. Warga Teheran Iran melintasi jalanan kota menggunakan masker, Sabtu (22/2).

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Kantor berita, ISNA melaporkan pada Senin (8/6), mahasiswa kedokteran di Iran sekarang diharuskan mengikuti kursus Kedokteran Islam.

 

Baca Juga

Dilansir dari laman Al Arabiya Selasa (9/6), Seorang pejabat Kementerian Kesehatan Iran menyatakan, lulus dari kursus ini merupakan kewajiban bagi mahasiswa kedokteran, kedokteran gigi, dan farmasi. 

 

Pengobatan Islam bergantung pada perkataan para Imam untuk merawat pasien, dan menolak pengobatan modern.

 

Setelah wabah virus corona di Iran, beberapa pendukung pengobatan Islam di negara tersebut mengklaim memiliki obat untuk virus tersebut. 

 

'Spesialis kedokteran Islam' mendesak Iran untuk minum air seni unta pada April. Mereka mengklaim dapat menyembuhkan beberapa penyakit termasuk virus corona.   

 

Sebelumnya video seorang ulama memberikan pasien virus corona parfum untuk dicium sebagai obat untuk virus, di sebuah rumah sakit di Iran utara, menjadi viral di media sosial pada Maret. Kemudian salah satu pasien Covid-19 yang dikunjungi ulama meninggal beberapa hari kemudian.  

 

Seorang ulama yang dianggap sebagai bapak pengobatan Islam oleh para pengikutnya di Iran, Abbas Tabrizian. Dia telah mengatakan pada awal kemunculan wabah di negara itu, bahwa memasukkan minyak beludru ke dalam anus dapat menyembuhkan virus.  

 

Tabrizian juga telah membakar 'Harrison's Manual of Medicine' di antara para pengikutnya dalam sebuah video viral pada Januari.  Lalu pada bulan berikutnya, tiga dokter Iran dijatuhi hukuman cambuk atas tuduhan menghina Tabrizian.  

 

Pendukung dan pengikut pengobatan Islam di Iran dapat mempromosikan metode mereka, yang dianggap kurang baik. Hal ini karena persetujuan ulama kuat negara itu. 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement