Selasa 09 Jun 2020 16:56 WIB

Pesantren Yatim Assyafiiyah Bersiap Terima Kembali Santri

Santri dan santriwati Ponpes Yatim As Syafiiyah berasal dari beragam daerah.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Pesantren Yatim Assyafiiyah Bersiap Terima Kembali Santri. Ilustrasi
Foto: ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Pesantren Yatim Assyafiiyah Bersiap Terima Kembali Santri. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyebut saat ini Indonesia sedang bersiap memasuki tatanan kehidupan baru atau new normal. Kementerian Agama (Kemenag) mendukung keputusan tersebut dengan memberikan izin bagi pondok pesantren (Ponpes) kembali menjalankan aktivitasnya.

Ketua Yayasan As Syafi'iyah, Syifa Fauziah, menyebut Ponpes Yatim Piatu As Syafi'iyah Jatiwaringin sedang bersiap kembali menerima santri-santriwatinya. "Pemerintah pusat memang sudah mulai mengizinkan bila ponpes kembali beraktivitas. Kami sendiri sedang dalam tahap persiapan, jadi belum langsung dibuka," kata Ustadzah Syifa Fauziah saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (9/6).

Baca Juga

Ia menyebut saat pandemi Covid-19 awal memasuki Indonesia, pesantren ini termasuk yang memulangkan santri ke rumah. Hingga saat ini, santri dan santriwatinya masih belum diizinkan kembali ke ponpes.

Karena lokasi pondok pesantren yang lebih dekat dengan DKI Jakarta, beliau mengatakan menunggu keputusan dari Gubernur DKI Anies Baswedan. Instruksi atau arahan dari Pemerintah Daerah DKI juga akan menjadi pertimbangan dalam operasional ponpes. 

"Kalau dari Gubernur sudah menetapkan boleh untuk dibuka kembali, baru kami kembali buka. Tapi, kami juga memikirkan anak-anak yang berasal dari berbagai daerah," lanjutnya.

Santri dan santriwati Ponpes Yatim As Syafi'iyah disebut berasal dari beragam daerah. Bahkan, cakupan mereka tidak hanya datang dari wilayah Jabodetabek saja.

Ustadzah Syifa mengkhawatirkan kondisi mereka dan lingkungan yang mungkin belum dapat mengendalikan penyebaran Covid-19. Sementara, daerah sekitar pondok pesantren disebut sudah masuk zona hijau.

Ia menyebut masih merasa belum aman sepenuhnya untuk kembali membuka pondok pesantren dan melanjutkan proses belajar-mengajar. "Kalau kami sendiri persiapan dan penjagaan keamanan kesehatan anak-anak nggak ribet. Tapi mereka yang dari luar kota, itu masih susah untuk masuk ke sini. Belum lancar," kata dia.

Putri mantan menteri pemberdayaan perempuan Tuty Alawiyah ini mengatakan telah menyiapkan beberapa sarana untuk membantu menjaga kesehatan santri maupun pengajarnya. Di antaranya alat untuk disinfektan, serta pengasuh maupun staf pengajar yang dipantau kondisi kesehatannya.

Ia juga menegaskan akan kembali membuka jika pemerintah sudah final memutuskan kondisi aman, serta kondisi di sekitar pondok pesantren telah aman terkendali. "Dalam satu bulan ini kami sudah memperkirakan bakal membuka dalam waktu dekat. Kita sedang mempersiapkan. Kalau pemerintah sudah siap, kita dalam dua atau tiga hari berikutnya akan buka," ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Agama Fachrul Razi menyatakan akan membuka kembali kegiatan pendidikan di pondok pesantren. Kegiatan bisa kembali dilakukan di pondok yang menyatakan siap beroperasi jelang fase tatanan hidup baru Covid-19.

Pembukaan kembali pesantren dilakukan secara bertahap mulai 10 Juni mendatang. "Kami merumuskan tugas Kemenag terkait pesantren di era normal baru ini, mengoperasionalkan kembali pesantren yang sudah memungkinkan secara bertahap," kata Fachrul, Kamis (28/5).

Pembukaan pesantren nantinya disebut wajib menerapkan protokol kesehatan para santri dan tenaga pendidik. Pun tak ketinggalan mempertimbangkan kesejahteraan para guru dan pengasuh pondok pesantren yang terkena imbas pandemi.  

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement